Terduga Teroris di Bima Miliki Hubungan Erat dengan Santoso

Sejumlah personel Inafis melakukan olah TKP tewasnya salah satu teroris anggota kelompok Mujahidin Indonesia Timur pimpinan Santoso usai baku tembak dengan Densus 88 pada Jumat, (3/4/2015).
Sumber :
  • ANTARA/Fiqman Sunandar

VIVA.co.id - Sarifudin alias Sarif (24 tahun), terduga teroris asal Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB), yang ditangkap di pinggir hutan Mbeliling, Sabtu 18 April 2015, di Nusa Tenggara Timur (NTT), memiliki hubungan dengan tersangka teroris asal Poso yakni Santoso.

Lagi, Anggota Kelompok Santoso Serahkan Diri

Menurut Kapolres Poso, AKBP Ronny Suseno, hubungan Sarif dengan jaringan teroris Poso memang tak secara langsung. Namun, keduanya diyakini memiliki hubungan kerjasama.

“Yang bersangkutan tidak pernah berada di Poso ataupun datang ke Poso. Tapi, kami memastikan mereka punya jaringan kerjasama,” ujar Ronny, Selasa 21 April 2015.

Dari pemeriksaan kepolisian, Sarif dinyatakan sebagai anggota Mujahidin Indonesia Timur (MIT) pimpinan Santoso. Menurut Ronny, senjata yang digunakan Sarif untuk menembak mati Kapolsek Bima adalah senjata milik almarhum Andi Sapa, anggota Polres Poso, yang dieksekusi oleh kelompok bersenjata di Dusun Tamanjeka Desa Masani Kecamatan Poso Pesisir pada tahun 2012 silam.

Polri dan TNI Selidiki Kasus Salah Tembak Tentara di Poso

Itulah yang menjadi bukti pihak kepolisian, bahwa Sarif memiliki hubungan dengan jaringan teroris Poso. Hingga saat ini, pihak kepolisian masih mendalami keterlibatan Sarif dengan serangkaian aksi teror di Poso lainnya.

Termasuk soal senjata milik mantan anggota Polres Poso yang digunakannya tersebut. “Itu yang masih sementara kami lidik. Apa yang dari Poso keluar atau dari Bima yang masuk Poso,” ujar Ronny.

Kontak Senjata di Poso, Prajurit TNI Tewas

Mitha Meinansi/Poso

Kadiv Humas Polri Irjen Pol Boy Rafli Amar

Polisi: Moril Kelompok Santoso Mulai Jatuh

Santoso telah tewas tertembak di tangan Satgas Tinombala

img_title
VIVA.co.id
9 Agustus 2016