- VIVA.co.id/Dwi Royanto
VIVA co.id - Nahdhatul Ulama akan menggelar Muktamar ke-33 di Jombang pada 1-5 Agustus 2015.
Muktamar ini akan memilih Ketua Umum Pengurus Besar NU periode 2015-2020. Satu di antara kandidat yang mencalonkan diri adalah mantan Ketua Pengurus Wilayah NU Jawa Tengah, Muhammad Adnan. Ulama kharismatik di Jateng ini bahkan mengklaim telah mendapatkan dukungan penuh dari Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo dan mantan Ketua Umum PBNU, Hasyim Muzadi.
Tak hanya itu, dukungan lain untuk Adnan juga datang dari 27 Pengurus Cabang NU di Jateng, PWNU Jateng, pengurus cabang istimewa NU di luar negeri yakni Malaysia, Australia, Saudi Arabia, dan Jepang.
"Iya, saya akan maju dalam kandidat Ketua Umum PBNU pada Muktamar NU di Jawa Timur 1-5 Agustus 2015 nanti," kata Muhammad Adnan di Semarang, Rabu, 22 April 2015.
Dalam Muktamar ormas terbesar di Indonesia ini, Adnan yakin akan menjadi pesaing serius dua kandidiat lain. Seperti petahana Ketua Umum PBNU, Said Aqil Siradj dan Solahudin Wahid (Gus Solah), adik kandung almarhum Abdurrahman Wahid (Gus Dur).
Meski keduanya merupakan tokoh besar di Indonesia, Adnan mengaku tak gentar. Menurut dia, nama besar bukanlah jaminan utama untuk menduduki orang nomor satu di PBNU. Sebab, yang dibutuhkan kaum nahdliyin saat ini adalah memiliki visi sebagai pemimpin yang ngayomi (melindungi) dan ngladeni (melayani).
"Nama besar saja belum menjadi jaminan akan terpilih. Saya tidak gentar menghadapi," ujar Adnan yang di didampingi Wakil Ketua PWNU Jateng, Najahan Musafak.
Sementara, Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo menyatakan, tokoh Muhammad Adnan dipandang sebagai ulama yang memiliki kapasitas spiritual, intelektual mumpuni untuk memimpin NU ke depan.
"Jika NU ke depan ingin dibawa lebih intelektual, Pak Adnan memiliki kapasitas itu."
(mus)
