- VIVA.co.id/Angkotasan
VIVA.co.id - Dewan Perwakilan Rakyat serius mengusut tewasnya saksi kunci kasus perbudakan di Benjina, Maluku, Joseph Sairlela.
Joseph adalah kepala Pos Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan (PSDKP) Kementerian Kelautan dan Perikanan Kepulauan Aru, Maluku. Dia ditemukan tewas di salah satu hotel di Menteng, Jakarta Pusat.
Wakil Ketua Komisi IV, Herman Khaeron mengaku kasus ini memang masih ditangani kepolisian. Secara hukum, DPR menunggu investigasi itu. Akan tetapi, sebagai lembaga politik, pihaknya juga mengambil sikap.
"Komisi IV DPR sudah mengambil sikap politik untuk melakukan rapat gabungan dengan Komisi Hukum (Komisi III) untuk mendapat kejelasan tentang hal tersebut," ujar Herman saat dihubungi, Rabu 22 April 2015.
Herman mengaku, dokumen sementara yang diketahui dari media elektronik, memang ada indikasi kuat praktik perbudakan di Benjina. Kalau itu benar maka sanksi berat akan dilayangkan.
"Termasuk ada indikasi tidak melalui prosedur dan tata aturan ketenagakerjaan. Jadi, masalahnya sangat kompleks," kata politisi Partai Demokrat ini.
Selain persoalan perbudakan, kasus Benjina ini juga terindikasi kuat adanya illegal fishing. Suatu pelanggaran yang hendak dibasmi pemerintah.
"Sudah barang tentu jika tidak mengikuti aturan akan melanggar unreported and unregulated fishing, sehingga terindikasi pula illegal fishing," katanya.
Untuk diketahui, Joseph merupakan saksi kunci yang dianggap paling mengetahui perihal aktivitas perbudakan terhadap pekerja asing di perusahaan ikan Benjina, Maluku.
Joseph tewas saat melakukan perjalanan dinas ke Jakarta. Ia dilaporkan telah terjatuh di hotel pada Sabtu malam 18 April 2015, dan kemudian dilarikan ke rumah sakit, namun meninggal.
Polisi kini masih menyelidiki penyebab kematian Joseph yang dinilai janggal, karena terdapat beberapa luka lebam di tubuhnya. Jenazah sudah diserahkan ke pihak keluarga.
