Empat Fokus Resolusi Konferensi Parlemen Asia Afrika

Ketua Umum Partai Golkar, Setya Novanto.
Sumber :
  • VIVAnews/Anhar Rizki Affandi
VIVA.co.id
Persoalan Migrant Worker Masuk Resolusi WAIPA
- Ketua DPR Setya Novanto menyampaikan sejumlah agenda yang akan dibicarakan dalam Konfrensi Parlemen Asia Afrika di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Kamis 23 April 2015. Salah satu yang akan dibahas adalah soal kemerdekaan Palestina.

Delegasi Parlemen Perempuan Indonesia Hadiri Sidang WAIPA

"Konferensi Parlemen Asia Afrika harus memberikan kekuatan untuk memberi jalan memperjuangkan kemerdekaan Palestina. Kita masih memiliki utang sejarah untuk memerdekakan Palestina," kata Setya Novanto dalam pidatonya.

Ajang Konferensi Parlemen Asia Afrika juga diharapkan menjadi solusi dari permasalahan dunia yang kompleks. Karena itu, dibutuhkan kerjasama berdasarkan target yang nyata.

Banyak negara dunia ketiga yang berhasil membebaskan diri dari belenggu penjajahan dan membangun negara yang berdaulat. Namun, cita-cita kemerdekaan ternyata tidak dapat dinikmati oleh bangsa Palestina.

Hingga kini Palestina masih memperjuangkan cita-cita mendirikan negara sendiri lepas dari pendudukan Israel. Keberhasilan KAA dalam meningkatkan harga diri negara-negara terjajah ternyata masih menyisakan kenyataan pahit adanya penjajahan suatu bangsa atas bangsa lain.

Masalah Palestina boleh jadi menjadi satu-satunya masalah klasik terkait hak menentukan nasib sendiri (self-determination) yang belum terselesaikan hingga kini. Isu Palestina menjadi salah satu prioritas dalam rencana aksi NAASP.

Agenda dukungan negara-negara Asia-Afrika kepada Palestina secara eksplisit masuk ke dalam pilar solidaritas politik, satu di antara tiga pilar pokok Rencana Aksi NAASP yaitu solidaritas politik, kerjasama ekonomi, dan hubungan sosial-budaya. Sesi ini diakhiri dengan intervensi/ pernyataan dari masing-masing anggota delegasi.

Setelah rangkaian acara konferensi di atas, resolusi konferensi akan dituangkan dalam Declaration of the Asian- African Parliaments yang nantinya akan diadopsi oleh para peserta delegasi.

Dalam deklarasi tersebut DPR RI menawarkan beberapa poin untuk diadopsi. Pertama, penguatan kerjasama antar parlemen Asia-Afrika perlu dilakukan dengan langkah progresif, salah satunya KAA kali ini dapat menjadi batu loncatan mewujudkan uni Parlemen Asia-Afrika.

Kedua, akan dibahas dukungan pada pengakuan Palestina sebagai negara berdaulat di tanahnya sendiri. Bentuk dukungan pada negara dan rakyat Palestina adalah bentuk solidaritas negara-negara Asia-Afrika.

Ketiga, deklarasi akan mempertegas pembahasan mengenai reformasi tata kelola PBB, poin ini menindaklanjuti salah satu poin yang hanya menyinggung “reformasi lembaga-lembaga multilateral” yang termaktub dalam New Asian African Strategic Partnership (NAASP) yang diadopsi pada KAA 2005.

Keempat, mendukung terwujudnya agenda pembangunan global yang baru yakni: Sustainable Development Goals (SDGs). Selain SDGs, beberapa isu-isu seperti Conference of the State Parties of the United Nations Framework Convention on Climate Change (COP UNFCCC) 21 di Paris, pada 2015 akan dibahas untuk menyamakan aspirasi di COP 21.

Sambangi RI, Sekjen OKI Bahas Upaya Pemberantasan Terorisme

Menlu RI, Retno LP Marsudi.

RI Terima 200 Permintaan Bantuan Negara Lain

Jumlahnya terus bertambah hingga saat ini.

img_title
VIVA.co.id
9 November 2015