Seri Walisanga: Perjalanan 6 Malam yang Ditempuh Sekejap

Ilustrasi Walisanga
Sumber :
  • Wikipedia

VIVA.co.id - Mendengar perjodohan itu, Syeh Maulana Ishaq terdiam sejenak, kemudian beliau berkata mengatakan pada tamunya bahwa agama Islam adalah agama yang selalu membantu orang yang memerlukan pertolongan, juga agama yang suka menghormati tamunya, apalagi yang datang dari jauh.

Cerita Bung Karno Jadi Model Patung Bundaran HI



“Baiklah aku akan memenuhi permintaan Raja kamu sekalian, karena aku tidak sampai hati untuk mengecewakannya, tapi hal ini kulakukan bukan karena iming-iming yang akan dijodohkan dengan Dewi Sekardadu juga bukan karena aku takut untuk dihukum mati oleh raja kalian. Yang kulakukan adalah iklas semata tanpa mengharap imbalan jasa apa pun. Nah Sekarang berangkatlah kisanak sekalian terlebih dahulu,” ujarnya.

Patih Bajul Sengara kemudian mengajak prajuritnya untuk bergegas kembali ke Blambangan. Untuk sampai di Blambangan kembali mereka menempuh perjalanan enam hari berkuda. Ketika rombongan patih Bajul Sengara dan prajuritnya sampai di halaman kerajaan Blambangan, terkejutlah mereka, karena suasana kerajaan tampak meriah sekali.

Setelah diselidiki ternyata Prabu Menak Sembuyu sedang merayakan hari ketujuh pernikahan putri Dewi Sekardadu dengan Syeh Maulana Ishaq. Patih Bajul Sengara semakin terheran, mengenai keterangan yang telah disampaikan oleh para punggawa kerajaan yang ada di sana. Di dalam hatinya mana mungkin Syeh Maulana Ishaq telah sampai lebih dahulu, padahal rombongannya berangkat terlebih dahulu.

Dia pun segera masuk ke Istana untuk menghadap Prabu Menak Sembuyu. Setelah patih dihadapan sang raja, raja bertanya, “Ke mana saja kalian ini Bajul Sengara” “Hamba baru datang dari Gunung Gresik Prabu,” jelas Bajul Sengara.
“Berapa lama waktu yang diperlukan untuk sampai ke Gunung Gresik,” tanya Prabu Menak Sembuyu.
“Enam hari Gusti Prabu, jadi kami dua belas hari berada di perjalanan, Gusti Prabu,” jawab patih Bajul Sengara.
“ Lalu apa sebenarnya yang telah terjadi disini Gusti Prabu.”
“Sunguh sangat aneh,” gumam Gusti Prabu.

Pada hari keenam sejak kepergian kalian ke Gunung Gresik, Maulana Ishaq sudah datang ke istana ini. Dia telah berhasil menyembuhkan Dewi Sekardadu dan sekaligus telah mengusir wabah yang menyerang istana ini.

"Dan sesuai janjiku, maka kujodohkan dia dengan putriku Dewi Sekardadu, sekarang ini adalah perayaan hari ketujuh atas pernikahan Maulana Ishaq dengan putriku.”

Patih Baju Sengara terperanjat mendengar apa yang dikatakan oleh sang raja, karena sewaktu di Gunung Gresik rombongannya disuruh berangkat terlebih dahulu oleh Syeh Maulana Ishaq, tetapi Syeh Maulana Ishaq yang sepertinya tidak membawa kuda atau hanya berjalan kaki, datang lebih dahulu dari rombongan mereka. Ini menunjukkan bahwa Syeh Maulana Ishaq bukan orang sembarangan, orang yang sangat tinggi ilmunya.

Segera patih menemui Syeh Maulana Ishaq karena dia masih belum percaya, jangan-jangan ada orang lain yang mengaku-ngaku sebagai Syeh Maulana Ishaq. Setelah melihat sendiri bahwa pria yang bersanding di pelaminan di samping Dewi Sekardadu adalah benar-benar Syeh Maulana Ishaq baru sang patih percaya.

Pria Ini Sampaikan Kemerdekaan Indonesia ke Dunia
Skesta arwah

Kisah Pelukis Arwah Si Manis Jembatan Ancol

Aneh tapi nyata, namun begitulah faktanya.

img_title
VIVA.co.id
19 Januari 2016