Sumber :
- ANTARA FOTO/Regina Safri
VIVA.co.id
- Sabda Raja yang dititahkan Sri Sultan Hamengku Bawono X, masih terus menuai polemik. Wahyu tuhan yang disampaikan lewat pesan leluhur kepada Sultan itu dinilai tak masuk akal dan berlebihan.
''Jadi kalau wahyu yang sifatnya kekuasaan, rasanya tidak mungkin. Artinya, disangsikan. Karena wahyu itu, diturunkan hanya untuk Nabi. Kalau ada orang yang mengatakan mendapat wahyu, rasanya kok itu
ngoyoworo (mengada-ada)
Baca Juga :
Raja Keraton Yogya Dinilai Tak Lagi Bijaksana
''Jadi kalau wahyu yang sifatnya kekuasaan, rasanya tidak mungkin. Artinya, disangsikan. Karena wahyu itu, diturunkan hanya untuk Nabi. Kalau ada orang yang mengatakan mendapat wahyu, rasanya kok itu
Baca Juga :
Ini Gelar Baru yang Diinginkankan Sultan HB X
,
" ujar Ketua Forum Persaudaraan Umat Beriman (FPUB) Daerah Istimewa Yogyakarta, KH Abdul Muhaimin, Selasa 12 Mei 2015.
Menurutnya, sebagai manusia biasa, maka Sultan disangsikan bisa mendapatkan sebuah wahyu. Terkecuali ilham. Itupun masih sangat bergantung erat dengan kualitas spiritual seseorang.
''Sembahyang tidak pernah mana bisa mendapat ilham. Apalagi wahyu,'' katanya.
Sementara itu, Rais Syuriyah Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama Yogyakarta Asyari Abta, berharap agar tidak ada reaksi berlebihan terhadap polemik Sabda Raja. Bahkan, ia minta, warga NU DIY diharapkan tidak terpancing untuk melakukan gerakan yang tidak benar.
''Jangan ada gerakan yang intinya mendukung atau tidak mendukung. Warga NU sebaiknya lebih bijak dengan selalu mengedepankan sikap
ahlussunah wal jamaah,
'' ujarnya.
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
,