MUI Ingatkan Umat Islam Jangan Mudah Diadu Domba

Aksi Teatrikal Tolak ISIS di Bundaran HI
Sumber :
  • VIVA.co.id/Ahmad Rizaluddin

VIVA.co.id - Sinergi Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), tokoh agama dan lembaga pendidikan harus terus diperkuat agar paham radikalisme dapat ditanggulangi.

Gelar Operasi Antiteror, Polisi Kanada Lumpuhkan Tersangka

"Kita jangan terjebak dengan berbagai cara atau isu yang tujuannya untuk memecah belah keutuhan bangsa. Apalagi Islam sekarang telah dijadikan musuh oleh dunia barat pasca selesainya selesainya perang dingin dunia setelah Uni Soviet hancur," kata Wakil Sekjen MUI Amirsyah Tambunan, Selasa 12 Mei 2015.

Amirsyah merujuk analisisnya itu pada berkecamuknya perang saudara di Timur Tengah, juga keberadaan ISIS yang telah berhasil mengadu domba Sunni dan Syiah.

Menurut Amirsyah, dulu dunia terbagai menjadi tiga kekuatan. Amerika Serikat, Uni Soviet dengan kekuatan komunisnya, dan dunia Islam. Setelah Soviet runtuh, kini Islam menjadi kekuatan kedua.

"Di sinilah Islam dianggap sebagai pesaing dan kekuatan baru oleh AS dan sekutunya. Sehingga harus dihadang bersama-sama," ujar Amirsyah.

Sementara itu, Ketua Umum Pusat Ikatan Dai Indonesia (IKADI) Prof Dr Ahmad Satori Ismail MA mengatakan untuk membendung upaya adu domba yang memanfaatkan agama, perlu memberikan pemahaman yang kuat pada bangsa Indonesia tentang agama mereka.

"Seperti umat Islam wajib mengerti bahwa di Islam itu ada mazhab dan aliran-aliran. Pengertian ini harus diberikan agar tidak mudah diadu domba," ujar Satori.

Kedua, lanjut Satori, perlu dipilah antara syiah sebagai agama dan syiah politis. Menurutnya, sebagai agama, syiah juga ada yang moderat. Tapi kalau syiah politis dinilai memang berbahaya, karena mereka bukan lagi mengusung Islam, tetapi mengusung tentang pembersihan.

"Jadi harus dibedakan dan tahu perbedaannya. Kalau paham dengan perbedaan itu, insya Allah upaya pecah belah dengan mengatasnamakan sunni dan syiah bisa kita antisipasi. Apalagi syiah imamiyah yang jelas-jelas akan menghancurkan NKRI karena ajaran mereka harus persis dengan yang ada di Iran," kata Satori.

Terkait keterlibatan ISIS dalam upaya pecah belah itu di Indonesia, Satori mengaku belum melihat gejala itu. "Kalau itu wallahu a'lam. Saya tidak melihat dan semoga tidak terjadi di Indonesia," ujar Satori. (ase)

ISIS Klaim Rampas Senjata Milik Tentara AS
Peserta demo 4 November 2016

Pesan Twitter untuk Aksi Damai 4 November

Twitter minta netizen bijak menyebarkan informasi.

img_title
VIVA.co.id
4 November 2016