Seri Walisanga: Sunan Drajad Diselamatkan Ikan Talang

Ilustrasi Walisanga
Sumber :
  • Wikipedia

VIVA.co.id - Nama asli Sunan Drajad adalah Raden Qosim. Dia adalah putra Sunan Ampel dengan Dewi Condrowati dan merupakan adik dari Raden Makdum Ibrahim atau Sunan Bonang.

Cerita Bung Karno Jadi Model Patung Bundaran HI

Raden Qosim yang sudah mewarisi ilmu dari ayahnya kemudian diperintah untuk berdakwah di sebelah barat Gresik, yaitu daerah kosong dari ulama besar antara Tuban dan Gresik.

Raden Qosim memulai perjalanannya dengan naik perahu dari Gresik sesudah singgah di tempat Sunan Giri. Dalam perjalanan ke arah Barat itu perahu beliau tiba-tiba dihantam ombak yang besar sehingga menabrak karang dan hancur. Hampir saja Raden Qosim kehilangan jiwanya.

Tapi, bila Tuhan belum menentukan ajal seseorang, biar bagaimana pun hebatnya kecelakaan pasti dia akan selamat. Demikian pula halnya dengan Raden Qosim.

Secara kebetulan seekor ikan besar yaitu ikan talang datang kepada Raden Qosim dan beliau pun menaiki punggung ikan tersebut hingga selamat ke tepi pantai.

Raden Qosim sangat bersyukur dapat lolos dari musibah itu. Beliau juga berterima kasih kepada ikan talang yang telah menolongnya sampai ke tepi pantai.

Pria Ini Sampaikan Kemerdekaan Indonesia ke Dunia

Untuk itu beliau berpesan kepada anak keturunan beliau untuk tidak memakan daging ikan talang. Bila pesan ini dilanggar akan mengakibatkan bencana, yaitu ditimpa penyakit yang tiada obatnya lagi.

Ikan talang tersebut membawa Raden Qosim hingga ke tepi pantai yang termasuk wilayah Desa Jelag (sekarang termasuk desa Banjarwati), Kecamatan Paciran.

Di tempat itu Raden Qosim disambut masyarakat dengan antusias, lebih-lebih setelah mereka tahu bahwa Raden Qosim adalah putra Sunan Ampel seorang wali besar dan masih terhitung kerabat kerajaan Majapahit.

Di Desa Jelag itu Raden Qosim mendirikan pesantren, karena caranya menyiarkan agama Islam yang unik maka banyaklah orang yang datang berguru kepadanya.

10 Kisah Urban Legend Paling Terkenal dari Asia

Setelah menetap satu tahun di desa Jelag, Raden Qosim mendapat ilham supaya menuju ke arah selatan, kira-kira berjarak 1 km di sana beliau mendirikan langgar atau surau untuk berdakwah.

Tiga tahun kemudian secara mantap beliau mendapat petunjuk agar membangun tempat berdakwah yang strategis, yaitu di tempat ketinggian yang disebut Dalem Duwur.

Di bukit yang disebut Dalem Duwur itulah yang sekarang dibangun Museum Sunan Drajad, adapun makam Sunan Drajad terletak di sebelah barat Museum tersebut.

Raden Qosim adalah pendukung aliran putih yang dipimpin oleh Sunan Giri Artinya dalam berdakwah menyebarkan agama Islam beliau menganut jalan lurus, jalan yang tidak berliku-liku. Agama harus diamalkan dengan lurus dan benar sesuai ajaran Nabi. Tidak boleh dicampur dengan adat dan kepercayaan lama.

Meski demikian beliau juga mempergunakan kesenian rakyat sebagai alat dakwah, didalam museum yang terletak disebelah timur makamnya terdapat seperangkat bekas gamelan Jawa, hal itu menunjukkan betapa tinggi penghargaan Sunan Drajad kepada kesenian Jawa.

Dalam catatan sejarah Walisanga, Raden Qosim disebut sebagai seorang wali yang hidupnya paling bersahaja, walau dalam urusan dunia beliau juga rajin mencari rezeki. Hal itu disebabkan sikap beliau yang dermawan. Dikalangan rakyat jelata beliau bersifat lemah lembut dan sering menolong mereka yang menderita. (ase)


Skesta arwah

Kisah Pelukis Arwah Si Manis Jembatan Ancol

Aneh tapi nyata, namun begitulah faktanya.

img_title
VIVA.co.id
19 Januari 2016