Surat Cinta Bung Tomo kepada Kekasihnya

Buku Bung Tomo Suamiku, karya Sulistina Soetomo
Sumber :
  • VIVA.co.id/Dody Handoko
VIVA.co.id
Kelenteng Ini Jadi Simbol Perlawanan Tionghoa Surabaya
- Salah satu tokoh kebangkitan nasional, Dr Soetomo, tak hanya heroik di pertempuran saja. Dia juga pandai membuat surat cinta. Di buku biografi
Bung Tomo Suamiku
Kisah Pelukis Arwah Si Manis Jembatan Ancol
yang dirangkai sang istri, Sulistina Soetomo, diceritkan perihal surat cinta tersebut.
Cerita Bung Karno Jadi Model Patung Bundaran HI

Surat cinta itu dikirim Bung Tomo saat di front pertempuran lewat Cak Ri (anak buah Bung Tomo) kepada Sulistina yang saat itu masih jadi kekasih Bung Tomo.  Selain selembar surat, ada saja oleh-oleh seperti payung Tasikmalaya atau batik Solo yang ia bawa selepas pulang dari medan pertempuran. Berikut beberapa surat cinta yang dikutip dari buku tersebut.


Bung Tomo bertemu dengan kekasihnya ini saat terjadi pertempuran di Surabaya (1945). Saat itu Sulistiani tergabung dalam Palang Merah Indonesia.


“Durung maju perang wis ndelik. Yok opo se…!”
(Belum maju perang kok sudah sembunyi, gimana sih!).


Surat cinta lainnya,
“Datanglah... Waktuku amat sempit. Ada yang ingin aku ceriterakan padamu”
atau,
“Aku rindu padamu tetapi tak punya waktu. Bisa Jeng menemuiku?”


Untuk menyatakan cinta dan menikah, Bung Tomo juga menuangkan dalam surat. Pernikahannya paada 19 Juni 1947 di Jalan Lowokwaru IV/2 Malang. Saat itu Bung Tomo, karena masih diburu-buru Belanda, usai menikah harus pindah ke Jogjakarta.


”Jeng Lies aku cinta padamu. Nanti kalau perang sudah usai. Dan… kita akan membuat Mahligai.”


Keinginan Bung Tomo juga dipaparkan dengan romantis.
“Tak terlalu tinggi cita-citaku. Impianku kita punya rumah di atas gunung. Jauuuh dari keramaian. Rumah yang sederhana seperti pondok. Hawanya bersih, sejuk & pemandangannya Indah. Kau tanam bunga-bunga dan kita menanam sayur sendiri. Aku kumpulkan muda-mudi kudidik mereka menjadi patriot bangsa.”

Untuk urusan dapur, Bung Tomo pandai memasak rawon, lodeh, sayur asem, sambel goreng tauco. Bung Tomo sendiri yang mengajari istrinya memasak.


“Waktu kecil aku sering ikut ibu membantu orang yang punya hajat perkawinan. Mereka sering kali bilang, kalau perempuan yang bisa mengulek pasti pandai melayani suami di tempat tidur. Makanya kamu harus pandai memasak supaya aku betah di rumah.”


Ketika masuk penjara karena  mengkritik pemerintahan Orde Baru, ia juga menuangkan dalam surat.
“Waktu bebas, aku tidak mempunyai kesempatan membaca, nah sekarang kesempatan itu ada dan harus ku pergunakan. Tuhan memberi cobaan, tentu ada hikmahnya.”


Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya