- VIVA/Erik Hamzah
VIVA.co.id - PT Sucofindo, melalui Kepala Bagian Pengujian Laboratorium, Adisam ZN mengatakan pihaknya menerima dua sampel beras. Sampel beras asli dan sampel beras yang diduga bercampur bahan sintesis.
Sampel beras yang dikirim oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Bekasi pada 19 Mei kemarin, lantas dicek di laboratorium.
"Saat kami uji fisik, bentuknya hampir sama (asli dengan palsu)," kata Adisam dalam konferensi pers di kantor Pemkot Bekasi, Kamis 21 Mei 2015.
Meski secara fisik hampir sama, namun diduga beras palsu bercampur dengan senyawa yang sengaja ditambahkan.
"Kami uji screaning menggunakan alat spectro infrared, untuk melihat apakah terdapat fungsi senyawa, apakah ada unsur polymer di dalamnya," katanya.
Hasil pemeriksaan menunjukkan jika beras palsu mengandung polyvinyl chloride. Senyawa yang digunakan polymer pipa, kabel, dan lantai. "Untuk keperluan industri," kata Adisam.
Tidak berhenti di situ, identifikasi oleh PT Sucofindo dilakukan kembali untuk memperkuat dan mendukung kesimpulan.
Saat dilakukan identifikasi dengan alat yang lebih sensitif, peneliti menemukan karakteristik Benzyl Butyl Phtalate (BBT), Bis 2-ethylhexyl Phtalate (DEHP), dan Diisononyl Phtalate (DNIP).
"Sebagai pelembut agar pipa atau kabel mudah dibentuk, tidak kaku," ujar Adisam.
Atas dua hal itu Sucofindo lantas menyimpulkan bila beras (palsu) ada tambahan dari luar. Artinya beras asli dicampur dengan beras sintetis yang sengaja ditambahkan. Sebab, beras sintetis bukan sesuatu yang muncul dari alam.
"Kalau dilihat kami uji kandungan gizi, protein ternyata tinggi 7,38 persen. Sepertinya di mix. Ada beberapa beras yang dibuat dari bahan lain, ada juga beras yang asli." (ase)