Dua Solusi Mensos untuk Pengungsi Rohingya dan Bangladesh

Pengungsi Rohingya menerima Al-Quran dari Mensos, Khofifa Indar Parawansa
Sumber :
  • M Nadlir/ Jakarta

VIVA.co.id - Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa memastikan bahwa Pemerintah Indonesia akan tetap melakukan upaya kemanusiaan untuk menolong para pengungsi Rohingya dari Myanmar dan Bangladesh, yang saat ini ditampung di Aceh.

Namun, untuk penanganan pengungsi dari dua negara itu, Khofifah akan menerapkan kebijakan yang berbeda. Pengungsi dari Bangladesh dipandang sebagai migran bermotif ekonomi. Sedangkan mereka yang datang dari etnis Rohingya di Myanmar adalah pencari suaka.

"Pengungsi dari Bangladesh itu murni economic migrant. Sedangkan kalau Rohingya itu mereka pencari suaka," kata Khofifah di kota Langsa, Aceh, Minggu 24 Mei 2015.

Para pengungsi dari Bangladesh akan dipulangkan ke negara asal. Sementara untuk pengungsi Rohingya, solusinya adalah dengan bantuan pemukiman dalam kurun waktu satu tahun kepada sekitar 1.759 imigran Myanmar yang melarikan diri dari negara mereka dengan bantuan internasional.

"Makanya ada perbedaan treatment. Kan kasusnya berbeda," ujar Khofifah.

Bagi pengungsi Bangladesh, nantinya Pemerintah akan dibantu dengan International Organization for Migration (IOM) menyiapkan tempat transit di Medan dan menanggung biaya untuk pemulangan para pengungsi Bangladesh tersebut.

Tokoh Rohingya Sanjung Keramahan Warga Aceh Utara

Proses pemulangan akan dilakukan usai semua dokumen keimigrasian selesai disediakan oleh pemerintah.

"Menkumham nanti akan ke Medan. Semoga Menkumham bisa mempermudah imigrasi para pengungsi agar bisa cepat dipulangkan. Untuk tiket pesawat prosesnya 2-3 hari. Semua biaya ditanggung IOM, kami hanya memfasilitasi," kata Khofifah.

Dalam kunjungannya ke tempat pengungsian Rohingya dan Bangladesh di kota Langsa Aceh. Ia tidak ketinggalan mengucapkan terima kasih kepada segenap masyrakat dan pemerintah Aceh.

"Menghormti tamu sekali masyarakat Aceh. Mudah-mudahan malaikat tidak salah mencatat," katanya.

Terapi Psikologis

Dengan berbagai kondisi yang dialami parang pengungsi di Aceh saat, Kementerian Sosial akan memberikan bantuan terapi psikologis di sejumlah lokasi pengungsian di Aceh.

"Ya nanti akan kami berikan recovery psikis atau psikologinya," kata Khofifah.

Menurutnya, bentuk recovery psikis tersebut antara lain trauman hiring dan konseling. Nantinya untuk mengatasi kendala bahasa yang ada, Kemensos akan mencari solusinya, agar pemberian recovery psikis bisa maksimal diberikan.

Sementara itu, Lilianne Fan dari Yayasan Geutanyoe menuturkan, pihaknya siap dan bersedia untuk memberikan bantuan bagi pemerintah Indonesia untuk menangani masalah keterbatasan bahasa. Yayasan Geutanyoe sendiri merupakan yayasan sosial berskala Internasional yang concern mengurusi para kaum Rohingya beberapa tahun belakang ini.

"Kami sudah 15 tahun menangani Rohingya. Karenanya kami menawarkan penerjemah bahasa," tutur Lianne. (ren)


Presiden Myanmar Htin Kyaw bersama Aung San Suu Kyi

Myanmar Diminta Tak Diskriminatif Terhadap Rohingya

Caranya mengubah secara radikal kebijakan dan praktik kekerasan.

img_title
VIVA.co.id
15 April 2016