Cerita Primadona Cilik Pengungsi Rohingya Nyaris Diculik

Pengungsi Rohingya
Sumber :
  • Mohammad Nadlir
VIVA.co.id -
Komnas PA: Penampungan Eks Gafatar Tak Layak bagi Anak
Tak seperti kebanyakan anak pengungsi Rohingnya lainnya. Gadis berumur lima tahun ini memang memiliki ciri khas yang mempesona.

Hasil Visum Dugaan Pemerkosaan Warga Rohingya Negatif

Selam berada di Aceh sebagai pengungsi, ia dikenal sebagai gadis kecil yang ramah dan santun kepada siapa pun yang menatapnya.
Isu Perkosaan Mereda, Pengungsi Rohingya Mulai Tenang


Ia juga tak pernah menangis dan mengeluh seperti gadis kecil seusianya yang ada di pengungsian.

Kulitnya yang hitam legam dan senyum manisnya mampu mendinginkan suasana di tengah teriknya matahari dan panasnya hawa pesisir pantai di pelabuhan kota Langsa Aceh.

Namanya Rofika, gadis kecil ini cukup banyak dikenal para pengungsi lainnya juga relawan. Mereka menilai bahwa sosok Rafika gadis kecil yang baik dan penurut.


"Kebanyakan tidak seperti anak yang lain, ini pinter mas. Anaknya baik, penurut, tidak rewel makanya banyak yang suka," kata  Lelinawati Siregar relawan dari Dompet Dhuafa, saat ditemui di pelabuhan kota Langsa Aceh, Senin 25 Mei 2015.


Senada dengan penuturan Leli, Margowiyono Direktur Perlindungan Sosial Korban Bencana Alam, Kementerian Sosial juga mengatakan penilaian yang sama. Bahwa Rofika gadis yatim piatu tersebut memang banyak menyita banyak perhatian pengungsi dan relawan.


"Lucu anaknya, kemarin sempat ilang. Katanya karena asik dibawa orang, yang membawanya kesini mencari-cari," kata Margo paggilan akrabnya.


Selanjutnya Rofika Nyaris Diculik...



Rofika Nyaris Diculik


Leli, relawan asal luar Aceh , kebetulan memang akrab dengan Rofika. Ia menceritakan kronologi bagaimana gadis kecil tersebut (Rofika), hampir dibawa kabur


orang tidak dikenal di dekat tempat pengungsian. Hari Jumat tanggal 22 Mei kemarin, tepatnya ketika banyak dari pengungsi menjalankan ibadah Salat Jumat.


Ketika itu Rofika dan ia berjalan di dekat pantai. Mereka berdua memang berada dalam radius beberapa meter, namun masih bisa terlihat.


Lengah dari pengawasannya, dilihatnya Rofika sedang dipanggil sepasang lekaki dan perempuan dengan umur sekitar 40 tahunan di dalam sebuah mobil minibus berwarna hitam.


Awalnya ia melihat Rofika enggan untuk menghampiri kedua orang yang tidak dikenal tersebut. Namun lama-kelamaan Rofika seperti tertarik untuk sumber suara tersebut.


Akhirnya tak lama Leli segera menghampiri Rofika yang sedang mendekat ke mobil dua orang tadi, untuk mengetahui siapa dan apa maksud orang tersebut memanggil Rofika.


Sesampainya di mobil, ia mendengar ajakan dari bapak dan ibu paruh baya tersebut untuk mengajak Rofika naik ke mobilnya, namun tegas Leli melarang.


"Rofika jalan sendiri, ke arah orang pakai mobil. Awalnya tidak mau eh akhirnya Rofika datang menghampiri itu," tutur Leli yang sudah hampir lima hari menjadi relawan di pelabuhan kota Langsa Aceh itu.


Leli pun menanyakan, apa maksud gerangan memanggil Rofika. Kedua orang tadi hanya tersenyum dan hanya beralasan memanggil saja, tanpa ada maksud aneh.ia pun menjelaskan, bahwa jangan macam-macam dengan mencoba membujuk gadis yatim piatu itu ikut pergi dengannya.


"Saya bilang, maunya apa memanggil Rofika. Kalau bilang adopsi ya harus bilang negara, karena ini kan pengungsi jadi tanggung jawab negara," jelas Leli.


Rofika, gadis berumur lima tahun memang gadis kecil yang ramah. Tak seperti lainnya, ketika penulis mencoba berkenalan, dia menyalami langsung tanpa diminta.


Kedua orangtuanya meninggal, membuat ia hidup sebatang kara. Tidak diketahui apakah ia memiliki saudara.


Rencanya, para anak yatim piatu pengungsi Rohingya akan ditampung di 38 panti asuhan atau Rumah Perlindungan Sosial Anak (RSPA) milik Kementerian Sosial atau panti asuhan pribadi milik Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa.


Di tempat pengungsian Rohingya di pelabuhan kota Langsa Aceh, 63 dari 257 pengungsi adalah anak-anak. Mereka terpaksa harus tinggal untuk sementara disebuah bekas gudang pelabuhan. Kondisi yang panas dan banyaknya pengungsi membuat miris setiap orang yang nelihat kondisi tersebut secara langsung.
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya