Elang Jawa Bisa Punah pada 2025

Elang Jawa yang Identik Lambang Republik Punah pada 2025
Sumber :
  • Wikipedia.org
VIVA.co.id
Sampel DNA Ikan Aneh di Minahasa Dikirim ke Eropa
- Elang Jawa atau dalam nama ilmiahnya Spizaetus bartelsi adalah salah satu spesies elang berukuran sedang dengan panjang sekitar 60 centimeter yang habitatnya di pulau Jawa, Indonesia.

Petugas Bongkar Praktik Penjualan Satwa Langka di Surabaya
 
Bandar Satwa Dilindungi Diringkus Petugas
Satwa itu dianggap identik dengan lambang negara Republik Indonesia, yaitu Garuda. Sebagai salah satu satwa endemik di pulau Jawa, spesies itu termasuk yang menghadapi risiko kepunahan karena berkurangnya habitat.

Aktivis lingkungan pada Yayasan Pribumi Alam Lestari (YPAL) dan Raptor Indonesia, Zaeni Rahman, menuturkan penelitian tentang elang Jawa selama 15 tahun terakhir yang menunjukkan bahwa satwa itu hampir punah. Ia membeberkan fakta itu di buku yang ditulisnya berjudul
Garuda: Mitos dan Faktanya di Indonesia.
 

Ia mencatat sejak 2005 sampai 2010, sedikitnya 110 ekor elang Jawa sudah hilang. Dari 311 jenis elang di dunia, 90 di antaranya tersebar di Asia, 50 di Amerika, dan 75 jenis lain di Indonesia. Dari jumlah itu dapat dihitung sedikitnya 22 pasang elang Jawa hilang setiap tahun. Jika dibiarkan, elang Jawa diprediksi punah pada 2025.


Elang Jawa (Nisaetus bartelsi) adalah salah satu spesies elang berukuran sedang yang endemik di pulau Jawa. Satwa itu dianggap identik dengan lambang negara Republik Indonesia, yaitu Garuda. Sejak 1992, burung itu ditetapkan sebagai maskot satwa langka Indonesia.


Elang hidup di blok-blok hutan yang masih tersisa di daerah pegunungan. Elang Jawa (Spizaetus bartelsi) adalah satwa endemik pulau Jawa. Ketika terbang, elang Jawa serupa Nisaetus cirrhatus bentuk terang, namun cenderung tampak lebih kecokelatan, dengan perut terlihat lebih gelap, serta berukuran sedikit lebih kecil.


Bunyi nyaring tinggi, berulang-ulang, klii-iiw atau ii-iiiw, bervariasi antara satu hingga tiga suku kata. Atau bunyi bernada tinggi dan cepat kli-kli-kli-kli-kli. Sedikit-banyak, suaranya mirip suara elang brontok meski perbedaannya cukup jelas dalam nadanya.


Iris mata kuning atau kecoklatan; paruh kehitaman; sera (daging di pangkal paruh) kekuningan; kaki (jari) kekuningan. Burung muda dengan kepala, leher dan sisi bawah tubuh berwarna cokelat kayu manis terang, tanpa coretan atau garis-garis.


Kini populasi elang Jawa di habitatnya sangat sedikit di Kaliurang, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Hanya tinggal sepuluh ekor. Sedang secara keseluruhan populasi elang Jawa yang merupakan binatang langka dan dilindungi, tidak lebih dari 100 ekor. Jumlah itu diperkirakan akan terus menyusut mengingat banyak pemburu liar dan sulitnya menangkarkan jenis burung tersebut.


Pengamatan dilakukan di sejumlah tempat yang selama ini menjadi habitat elang Jawa seperti di Kaliurang, dataran tinggi Dieng, pegunungan Meru Betiri di Malang selatan, di Gunung Slamet dan Alas Purwo Banyuwangi.

 

Sedangkan di kawasan Tangkuban Perahu dan sekitarnya kini mengalami penurunan. Pada 1997, masih ada tujuh pasang elang Jawa. Namun data terakhir sementara menunjukkan bahwa populasi elang Jawa hanya tinggal tiga pasang.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya