Menilik Kesaktian Lonceng Perunggu Peninggalan Raffles

Lonceng di Keraton Kanoman
Sumber :
  • VIVA.co.id/Dody Handoko

VIVA.co.id - Salah satu yang menjadi ciri khas dari bangunan kuno adalah makna filosofi dari tata letak serta setiap bentuk artisitik yang dibuatnya. Termasuk bangunan Kesultanan Kanoman, Cirebon.

Untuk mengetahui lebih jauh tentang makna filosofi dan fungsi bangunan di Kesultanan Kanoman, dengan ditemani oleh Pangeran Muhammad Abdullah (Ki Gede Kanoman) yang menjabat sebagai Kepala Rumah Tangga Keraton, kita menyibak sebagian lekuk dan tata letak bangunan di Kesultanan Kanoman.  
  
Setelah melintasi pintu gerbang utama yang di sebelah kanan dan kirinya, kini difungsikan sebagai pasar tradisional. Kita akan menemukan lapangan luas, dan dari arah lapangan ini, makna filosofi sudah terpatri.

Cerita Bung Karno Jadi Model Patung Bundaran HI

Dari arah ini pula, sebatang pohon beringin tua yang rindang sudah tampak dengan jelas. Di mana pohon beringin tersebut diberi nama: Waringin Kinurung (Beringin Kurung) yang dikelilingi oleh pagar besi.
 
Menurut penjelasan Pangeran Abdullah, sesuai dengan bentuknya yang rindang, pohon beringin merupakan lambang pengayoman dan keteduhan. Hal ini menunjukkan bahwa keraton memiliki fungsi sebagi pengayom dan pelindung bagi rakyatnya.
 
Di sebelah kanan dari arah luar, berjarak kurang lebih 200 meter, terdapat Masjid Agung Kanoman. Selain berfungsi untuk tempat ibadah dan kegiatan keagamaan, semisal Maulid Nabi SAW, dan lain-lainnya. Juga melambangkan Kanoman adalah kesultanan yang berdiri di atas asas yang Islami.
 
Di depan masjid, terdapat alun-alun yang berfungsi sebagai tempat apel besar para prajurit, dan lain sebagainya. Mengingat lokasinya yang  lurus dari posisi istana, secara filosofi dapat diartikan bahwa seorang sultan/raja harus mengamati gambaran kecil dari skala besar rakyat, serta bawahannya.
 
Dari alun-alun, melalui Lawang Dalem Agung, menuju Bangsal Panca Niti. Lawang Dalem Agung adalah pintu masuk menuju areal Keraton yang dibuat sangat artistik dengan hiasan piring-piring keramik China. Sedangkan Bangsal Panca Niti adalah bangunan yang berada di sebelah barat Siti Inggil.
 
Bangunan ini konon berfungsi sebagai tempat prajurit piket, sekaligus sebagai penerima dan pencatat daftar tamu. Di sebelah timur Siti Inggil terdapat banguan yang diberi nama Panca Ratna, di mana fungsinya adalah sebagai tempat Bintara dan penerima serta pencatat tamu-tamu khusus.
 
Di sebelah timur Panca Ratna terdapat dua bangunan untuk melindungi benda yang disebut Lumpang (Yoni) dan Alu (Lingga). Dua benda tua tersebut memiliki arti kesuburan yang merupakan peninggalan masa Hindu. Lingga sebagai perlambang Dewa Syiwa dan Yoni perlambang Dewi Surga yang merupakan istri dari Dewa Syiwa.
 
Menurut Pangeran Abdullah, benda tersebut konon adalah peninggalan Ki Ageung Pangalang Alang yang berasal dari Cirebon Girang atau yang juga dikenal dengan sebutan Ki Danusela.

Namun, lanjutnya lagi, ada versi lain yang mengatakan, kedua benda itu peninggalan Mbah Kuwu Cirebon (Pangeran Cakra Buana) yang konon difungsikan sebagai alat penumbuk rebon atau udang kecil untuk bahan baku terasi.    
 
Siti Inggil. Sesuai namanya, Siti Inggil yang berarti, Dataran Tanah yang Tinggi, bangunan ini memiliki makna yang cukup signifikan. Karena itu, untuk memasuki Siti Inggil, harus melalui 3 pintu yang masing-masing memiliki 5 titian.

Pria Ini Sampaikan Kemerdekaan Indonesia ke Dunia

Tiga pintu itu antara lain: Pintu Syahadatain (menghadap ke utara), Pintu Kiblat (mengahadap ke barat), dan Pintu Sholawat (mengahadap ke selatan).

Kompleks Keraton Kanoman juga ada bangunan yang disebut Garuda Mungkur, konon berfungsi sebagai tempat parkir kendaraan Sultan.

10 Kisah Urban Legend Paling Terkenal dari Asia

Di atas bangunan ini ada lonceng berbahan perunggu, hadiah dari Gubernur Raffles yang dulu digunakan sebagai alat piñata waktu. Namun sejak tahun 1950, lonceng ini tidak difungsikan karena retak.
 
Di sebelah kiri dari arah depan Mande Mastaka, atau secara keseluruhan dapat diartikan sebagai Istana Kesultanan Kanoman, terdapat Gedung Pedaleman Sultan, Kaputran, dan Kaputren.

Bangunan ini adalah tempat tinggal Sultan dan keluarga besarnya. Dan, di areal belakang keraton ada areal yang disebut Kebon Jimat, berfungsi sebagai pungkuran keraton dan sebagai tempat penyimpanan pusaka serta jimat-jimat koleksi keraton. (ase)

Skesta arwah

Kisah Pelukis Arwah Si Manis Jembatan Ancol

Aneh tapi nyata, namun begitulah faktanya.

img_title
VIVA.co.id
19 Januari 2016