Gerakan 'Save Rohingya' untuk Perayaan Waisak di Kota Batu

anak-anak pengungsi rohingya di kuala langsa
Sumber :
  • REUTERS
VIVA.co.id
- Ratusan umat Buddha di Vihara Padepokan Dhammadipa Arama, Kota Batu, Selasa 2 Juni 2015, merayakan tiga peristiwa suci Sang Buddha sejak pagi hingga puncaknya malam hari.


Tidak hanya acara keagamaan, perayaan Waisak oleh umat Buddha di Kota Batu, juga ditandai dengan aksi kemanusiaan, melalui penggalangan dana untuk pengungsi Rohingya, yang saat ini ditampung di Aceh.


Di pintu masuk vihara, Jalan Soekarno, Desa Mojorejo, Kecamatan Junrejo, Kota Batu, diletakkan sebuah kotak amal berlapis kertas perak, bertuliskan 'Help Rohingya'.


Pada kota itu juga, tertulis barisan kalimat, mengungkapkan keprihatinan umat Buddha Kota Batu, atas diskriminasi yang dialami orang-orang Rohingya di Myanmar.


Mereka menegaskan rasa kecewa terhadap pemerintah Myanmar, yang mereka sebut berlawanan dengan nilai-nilai kemanusiaan. Para pengunjung vihara tak segan mengisi kotak amal, baik saat masuk maupun keluar dari vihara.


"Ini urusan kemanusiaan, juga sesuai dengan ajaran Buddha. Kami wajib membantu sesama manusia, demi kebaikan bersama," kata Kepala Vihara Padepokan Dhammadipa Arama, Banthe Kanthidharo.


Aksi penggalangan dana, dilakukan dengan kerja sama antara Umat Buddha Kota Batu dan komunitas Muslim Majelis Taklim dan Dakwah Husnul Khotimah.


Agen 'Penjual' Etnis Rohingya Berkeliaran di Aceh
Dua komunitas berbeda agama itu, sebelumnya juga telah merumuskan lima pernyataan sikap, pada 29 Mei lalu, tentang keprihatinan atas kekejaman yang terjadi pada Rohingya di Myanmar.

Jaga Pengungsi Rohingya, Polisi Tempatkan 10 Personel

Umat Buddha Kota Batu juga meminta pada Kedutaan Besar Myanmar di Jakarta, agar kekejaman terhadap Rohingya dihentikan. Juga imbauan pada seluruh vihara di Malang, untuk memasang spanduk 'Save Rohingya'. (asp)
Kronologi Dugaan Perkosaan Pengungsi Rohingya di Aceh

Presiden Myanmar Htin Kyaw bersama Aung San Suu Kyi

Myanmar Diminta Tak Diskriminatif Terhadap Rohingya

Caranya mengubah secara radikal kebijakan dan praktik kekerasan.

img_title
VIVA.co.id
15 April 2016