Dukungan Gatot Nurmantyo Jadi Panglima TNI Terus Mengalir

KSAD Rela Dicopot jika Swasembada Pangan Tak Tercapai
Sumber :
  • D.A. Pitaloka/Malang

VIVA.co.id - Kelompok relawan Arus Bawah Jokowi (ABJ) turut bersuara menanggapi polemik yang terjadi terkait proses pergantian Panglima TNI. Arus Bawah Jokowi menyatakan sepakat dan mendukung keputusan Presiden Joko Widodo (Jokowi) menunjuk Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD), Jenderal TNI Gatot Nurmantyo, sebagai calon panglima TNI.

Menurut Ketua Umum DPP Arus Bawah Jokowi, Veldy Reynold, pilihan Presiden Jokowi kepada Jendral TNI Gatot Nurmantyo dianggap sangat tepat.

"TNI saat ini harus profesional dan kuat.  Pertimbangan memilih sosok TNI profesional yang sarat pengalaman dan prestasi seperti Pak Jenderal Gatot Nurmantyo sejalan dengan program Nawa Cita dan gagasan besar mewujudkan poros maritim dunia," ujar Veldy Reynold, Ketua Umum DPP Arus Bawah Jokowi dalam keterangan tertulisnya kepada VIVA.co.id, Sabtu 13 Juni 2015.

Jokowi Beber 'Mantra' RI di Forum Ekonomi Islam Dunia

Menurut Veldy, sudah saatnya manajemen negara terkait keamanan nasional tidak semata dilihat dari pola atau model penggiliran atau penjatahan antar matra semata, tetapi haruslah menggunakan pola pertimbangan pada aspek strategis, profesionalitas dan proporsionalitas.

"Artinya, pengelolaan keamanan nasional haruslah melihat secara komprehensif tanpa mengedepankan ego sektoral yang justru bisa melemahkan tata kola dan spirit ketahanan nasional kita. Hal itu ditegaskan dalam Nawacita yang diusung Pak Jokowi," ujar Veldy.

Hal senada ditegaskan Ronny Talapessy, selaku Ketua Harian Arus Bawah Jokowi. Ia menilai Jendral Gatot merupakan sosok berpengalaman di lapangan dan memahami ancaman proxy war yang kini sangat mengkhawatirkan.

"Dia merupakan sosok yang tepat pula dapat diandalkan untuk menjalankan program poros maritim Jokowi. Sebab, penguatan poros maritim tidak hanya bisa dilihat dari sisi penguatan Angkatan Laut saja. Tentu juga harus disokong oleh matra lainnya," ujar Ronny.

Selain itu menurut Ronny, Jenderal Gatot juga memiliki hubungan dekat dengan kepala staf dari TNI AU dan AL, serta memiliki kedekatan dengan Kapolri Jenderal Pol Badrodin Haiti, baik dari aspek pemikiran pertahanan maupun keamanan. Sehingga diharapkan pola tersebut dapat dijadikan modal bagi Jendral Gatot nanti melakukan sinergisasi yang semakin baik antara TNI dan Polri.

Ronny berharap polemik dan politisasi dalam pencalonan nama Gatot Nurmantyo  sebagai Calon Panglima TNI  tidak terjadi dan masyarakat Indonesia dapat menghargai hak prerogatif Presiden yang sah secara konstitusional untuk melakukan penentuan-penentuan pemimpin lingkup Tentara Nasional Indonesia (TNI) sebagai Panglima Tertinggi Tentara Nasional Indonesia.

"Kami percaya kepada Presiden Jokowi bahwa  pemerintahan dan Kabinet Kerja telah memiliki pertimbangan, kriteria dan sistem penilaian yang objektif serta komprehensif terkait pengembangan strategi keamanan nasional Indonesia ke depan," tegas Ronny.

Sebelumnya, Ketua Umum Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra), Prabowo Subianto, mengatakan penunjukan Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Gatot Nurmantyo sebagai calon Panglima TNI dan Ketua Umum Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI) Sutiyoso sebagai calon Kepala Badan Intelijen Negara (BIN), merupakan hak prerogatif dari seorang Presiden.

"Itu semua hak Presiden Joko Widodo. Saya melihat keduanya (Jendral Gatot Nurmantyo dan Sutiyoso) perwira yang baik," ujar Mantan Komandan Jenderal (Danjen) Kopassus tersebut. (ren)

Jokowi: Jumlah Peserta Tax Amnesty Baru 344 Orang
Remaja Lebih Suka Lagu Garuda di Dadaku dari Garuda Pancasila

Remaja Lebih Suka Garuda di Dadaku dari Garuda Pancasila

Revolusi informasi berpengaruh pada pola pikir remaja.

img_title
VIVA.co.id
8 Agustus 2016