Hilal Tak Tampak di Solo, Yogyakarta dan Palembang

Petugas sedang melakukan pengamatan hilal.
Sumber :
  • VIVA.co.id/ Fajar Sodiq

VIVA.co.id - Pengamatan rukyat hilal yang dilakukan di Assalam Observatory, Sukoharjo, Selasa 16 Juni 2015, hasilnya negatif. Ketinggian hilal di seluruh Indonesia hasilnya minus. Oleh sebab itu, awal Ramadan diperkirakan jatuh pada hari Kamis, 18 Juni 2015.

Pengasuh Club Astronomi Santri Assalam (CASA), AR Sigeng Riyadi, mengatakan berdasarkan hasil pengamatan hilal di Solo masih minus. Tak hanya di Solo, ketinggian minus tersebut juga terjadi di seluruh wilayah di Indonesia.

"Ketinggian hilal di seluruh dunia mustahil bisa diamati. Di Indonesia saja paling tinggi minus 1. Sedangkan di Solo ketinggian hilal minus 3. Jadi mustahil dilihat dengan alat apapun," ujar Sigeng di Assalam Observatory.

Lebih lanjut, dia mengungkapkan, ketinggian hilal minus disebabkan karena bulan sudah terbenam lebih dulu sebelum matahari terbenam.

Pengguna KRL Naik 26 Persen Selama Libur Lebaran

"Matahari terbenam 17.28 WIB, lalu bulan terbenam duluan pada pukul 17.19 WIB. Jadi, sembilan menit sebelum matahari terbenam, bulan terbenam lebih dulu," jelas dia.

‎Sedangkan pada Rabu besok, 17 Juni 2015, jika ketinggian hilal yang dilihat dengan alat optik bisa mencapai 8 derajat.

"Dengan hilal seperti itu, maka besok itu masih tanggal 30 syaban dan awal Ramadan jatuh hari Kamis," ujar Sigeng.

Mayoritas Pemudik dari Sumatera Sudah Kembali ke Jawa

Di Yogyakarta

Pemantau hilal di wilayah Yogyakarta berlangsung di dua tempat, yaitu di bukit Patuk, Kabupaten Gunungkidul dan di bukit Seh Bela-Belu yang berada di Desa Parangtritis, Kecamatan Kretek, Kabupaten Bantul dan Pantai Trisik, Kabupaten Kulonprogo.

Dari pemantauan yang dilakukan menjelang pukul 18.00 WIB atau saat matahari tenggelam azimut 23 derajat, hilal tidak bisa disaksikan.

"Hilal terlebih dahulu sebelum matahari tenggelam maka digenapkan bulan Syaban, sehingga awal puasa akan berlangsung pada tanggal 18 Juni 2015 lusa," kata Muthohar Kharudin petugas teknis Rukyatul Hilal, Kementerian Agama DIY.

Meski awal puasa diperkirakan diawali pada 18 Juni 2015, namun semua keputusan ada di tangan sidang isbat yang digelar di Jakarta.

"Data pemantauan hilal di wilayah Yogyakarta ini akan kita kirim ke Jakarta untuk dibawa ke sidang Isbat," tuturnya.

Palembang

Sementara itu, Kantor Wilayah Kementerian Agama (Kemenag) Sumatera Selatan juga melakukan pemantauan rukyatul hilal, untuk menetapkan awal Ramadhan 1436 Hijriah, di lantai 18 Hotel Aryaduta, Palembang.

Saat matahari terbenam, pada pukul 17.52 WIB, ketinggian hilal di Palembang, pada sore ini -2 derajat 7 menit 46 detik di bawah ufuk Mar'i.

Sementara itu, Azimut Matahari terbenam 23 derajat 19 menit 6 detik dari barat ke Utara dan Azimut bulan terbenam 18 derahat 18 menit 35 detik dari Barat ke utara.

"Karena saat matahari terbenam tadi, menurut hisab hilal masih di bawah ufuk, maka hilal pada sore ini tidak dapat dirukyat. Diperkirakan bulan Syaban di Istikmal menjadi genap 30 hari. Oleh karena itu, diperkirakan mulai puasa pada tahun ini jatuh pada Kamis, 18 Juni 2015," kata Kepala Kanwil Kemenag Sumsel, Hambali.

Setelah hasil rukyatul hilal tidak ditemukan, maka laporan tersebut langsung diteruskan ke Direktur Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syari'ah Kemenag di Jakarta.

"Ini sudah kami sampaikan ke pusat, untuk menjadi bahan penetapan tanggal 1 Ramadan 1436 Hijriah melalui sidang isbat," kata Hambali. (ase)

Diskon Berakhir, Hari Ini Tarif Tol Kembali Normal
Ilustrasi perlintasan kereta api

Lebaran 2015, Pendapatan PT KAI Melebihi Target.

Volume penumpang naik delapan persen.

img_title
VIVA.co.id
27 Juli 2015