Sumber :
- ANTARA FOTO/Widodo S. Jusuf
VIVA.co.id
- Presiden Joko Widodo marah besar ketika sidak ke Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, Rabu 17 Juni 2015. Jokowi menemukan tak ada perubahan sejak pertama kali dia datang ke pelabuhan itu, beberapa bulan lalu.
Kemarahannya ini pun berujung pada ancaman pemecatan kepada Menteri hingga pelaku lapangan di Tanjung Priok.
Ancaman itu pun dikatakan Jokowi langsung dihadapan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman, Indroyono Soesilo, Direktur Utama PT Pelindo II, Richard Jorge Lino, dan seorang pejabat Direktorat Jenderal (Ditjen) Bea Cukai Kementerian Keuangan serta pejabat lainnya.
Menanggapi hal ini, Indroyono justru mengatakan bahwa ancaman itu menjadi penyemangat bagi dirinya untuk segera memperbaiki pelayanan terutama masalah waktu tunggu bongkar muat atau dwelling time.
"Itu untuk menyemangati kita lah. Kita harus semangat gitu kan," kata Indroyono usai rapat dengan Jokowi di kantor Pelindo II.
Baca Juga :
Reshuffle Tak Pengaruhi Aturan TKDN
Baca Juga :
Begini Respons Negara Islam Terkait Sri Mulyani
"Saya jangan diceritain yang baik-baik. Saya tadi tanya tiga kali hal yang tidak baik, siapa paling lambat, instansi mana yang paling lambat. Kita harus perbaiki, bukan buat apa-apa," lanjutnya.
Dalam rapat itu, Jokowi protes ketika dia bertanya hal apa yang masih kurang, namun tidak ada yang menjawab. Inilah yang membuat Jokowi marah besar. Meski tidak dengan nada tinggi, namun Jokowi mengancam akan mencopot semua pejabat yang berkaitan dengan pelabuhan.
"Kita harus terbuka, saya tanya enggak ada jawabannya, ya saya cari sendiri jawabannya dengan cara saya. Kalau sulit bisa saja dirjennya saya copot, pelaku di lapangan saya copot, bisa juga menterinya yang saya copot," katanya.
Jokowi ingin agar setiap permasalahan segera dilaporkan. Sehingga dia bisa memberikan fasilitas yang diperlukan untuk memperbaiki kekurangan itu.
Halaman Selanjutnya
"Saya jangan diceritain yang baik-baik. Saya tadi tanya tiga kali hal yang tidak baik, siapa paling lambat, instansi mana yang paling lambat. Kita harus perbaiki, bukan buat apa-apa," lanjutnya.