Sumber :
- VIVA/Bobby Andalan
VIVA.co.id
- Kepolisian mengaku kesulitan mengungkap keterangan sebenarnya dari tersangka pembunuh dan pemerkosa Engeline, Agus Tae Andamai (25 tahun). Meski telah menggunakan uji kebohongan lewat lie detector, kebenaran pernyataan Agus tetap membingungkan dan meragukan.
Sebab itu, guna memverifikasi ulang pernyataan pembantu rumah Margriet Christina Megawe tersebut, kepolisian akan mendatangkan ahli untuk membaca gestur dari pelaku.
Sebab itu, guna memverifikasi ulang pernyataan pembantu rumah Margriet Christina Megawe tersebut, kepolisian akan mendatangkan ahli untuk membaca gestur dari pelaku.
"Ini memerlukan keterangan ahli, mana keterangan yang betul atau tidak. Sehingga dari situ bisa saja kita dalami lagi untuk bisa korek," ujar Kapolri Jenderal Polisi Badrodin Haiti di PTIK Jalan Tirtayasa Jalan Trunojoyo 3 Kebayoran Baru Jakarta Selatan, Rabu 17 Juni 2015.
Diharapkan, dengan dihadirkannya keterangan dari ahli psiko antropologi itu, dapat mendeteksi dengan melihat gestur tersangka tersebut. "Bisa saja orang yang berbohong bisa kebaca, orang ini mengatakan atau tidak, gerakan tertentu bisa diartikan," katanya.
Engeline, bocah kelas III Sekolah Dasar di Sanur Bali ditemukan membusuk di belakang rumah ibu angkatnya. Ia dibunuh dan diperkosa secara sadis oleh Agus.
Hingga kini, jasad Engeline telah dikebumikan ke kampung halaman orangtua kandungnya di Banyuwangi, Jawa Timur, Selasa, 16 Juni 2015. (one)
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
"Ini memerlukan keterangan ahli, mana keterangan yang betul atau tidak. Sehingga dari situ bisa saja kita dalami lagi untuk bisa korek," ujar Kapolri Jenderal Polisi Badrodin Haiti di PTIK Jalan Tirtayasa Jalan Trunojoyo 3 Kebayoran Baru Jakarta Selatan, Rabu 17 Juni 2015.