Pengacara Margriet: Saya Memang Suka Bertengkar

Pengacara Hotma Sitompul
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Wahyu Putro A
VIVA.co.id -
Pengeroyokan Tersangka Pembunuh Engeline Diduga Direncanakan
Pengacara ibu angkat Engeline, Margriet Christina Megawe, Hotma Sitompul, menebar ancaman terhadap siapa saja yang berbicara dalam kasus Engeline tanpa fakta dan bukti. Hotma tak segan menuntut mereka secara hukum.

Kasus Engeline, Berkas Agus Tay Kembali Dilimpahkan

"Saya memang suka bertengkar dengan orang yang bicara tidak berdasar fakta, orang yang hanya cari panggung," kata Hotma dalam perbincangan dengan tvOne, Rabu, 17 Juni 2015.
Agus Tay Kembali Diperiksa Terkait Pembunuhan Engeline


Hotma saat itu terlibat perdebatan dengan Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA), Arist Merdeka Sirait yang juga menjadi narasumber. Arist mengemukakan bahwa apa yang dia sampaikan terkait Engeline tidak asal bicara tapi berdasarkan fakta.

"Fakta di lapangan, 10 Juni, Engeline ditemukan menjadi mayat. Jenazah ditemukan di rumah Margriet. Saya tidak mengatakan Margriet pelaku pembunuhan Engeline. Saya hanya mengatakan seisi rumah harus bertangung jawab dan diperiksa karena ada sosok mayat anak di sana," kata Arist.


Arist juga menyinggung, pada 24 Mei dia diberi kesempatan Margriet untuk masuk ke kamar Engeline. Saat itu, dia didampingi anggota polisi dari Polsek Denpasar Timur. Dia menilai kondisi kamar itu tidak layak dihuni oleh siapapun karena mengeluarkan aroma sangat menakutkan.


"Saya merinding. Ini baunya aneh, bau kotoran anjing, ada sesuatu yang terjadi di sini," ujarnya.


Arist lalu mencari informasi dari guru, dan dia menemukan adanya dugaan persekongkolan jahat di lingkungan itu. Lalu, dugaan itu terbukti pada 10 Juni yakni ditemukannya Engeline dalam kondisi meninggal.


Hotma dengan tegas menampik argumentasi yang disampaikan Arist. Dia menilai Arist dan juga banyak pihak lain terlalu banyak menduga-duga.


"Ada mayat di dalam rumah, siapa yang tanggung jawab. Kalau saya taruh mayat di rumah anda, siapa yang tanggung jawab? Terus ada bercak darah. Darah kucing atau anjing? Ini kebanyakan orang cari panggung, sehingga semua mengarahkan ke Margriet," kata Hotma.


Mengenai rumah yang tidak layak, Hotma mengungkapkapn banyak rumah lain di Indonesia yang tidak layak. Dia mempersoalkan alasan Arist hanya peduli pada rumah tempat Engeline tinggal tersebut.


Lebih lanjut, tentang para saksi yang memberikan kesaksian yang memberatkan kliennya, Hotma menilai tak punya dasar fakta dan bukti.


"Ini manusia-manusia seperti orang ini ada jutaan, ngomong seenaknya. Kalau mau datang ke kantor polisi bicarakan, kalau tak terbukti ada sanksi," tuturnya.


Hotma pun mengapresiasi jika ada saksi yaitu salah satu kerabat Margriet, Francky Alexander Maringka, bersedia memberikan keterangan di Polda Bali. Namun, dia tak lantas percaya dengan kesaksian yang bersangkutan yang menyudutkan kliennya itu.


"Mau
enggak
saya bawa 30 orang menunjukkan, ibu ini adalah orang baik. Saya bisa buat 30 orang ini menyatakan Margriet orang baik," imbuh Hotma.


Hotma menambahkan, akan memperkarakan LSM Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A). Dia menilai lembaga itu sudah sering mencari gara-gara padahal, menurutnya, karya untuk anak Bali sebelum kasus Engeline mengemuka, tidak pernah terdengar.


"Saya mau memperingatkan orang banyak, bicara ada fakta ada bukti. Semua pihak," tegas dia.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya