Sumber :
- VIVA.co.id/facebook.com
VIVA.co.id
- Francky Alexander Maringka, mantan pembantu rumah tangga ibu angkat Engeline, Margriet Christina Megawe, mengurai sejumlah kisah pilu bocah yang ditemukan membusuk di belakang rumahnya tersebut.
Menurut Francky, Engeline (Sebelumnya ditulis Angeline) sejatinya merupakan bocah periang. Ia sering memperhatikan bocah itu kala tengah bermain sendirian di depan rumahnya.
Menurut Francky, Engeline (Sebelumnya ditulis Angeline) sejatinya merupakan bocah periang. Ia sering memperhatikan bocah itu kala tengah bermain sendirian di depan rumahnya.
"Imajinasinya tinggi. Dia ceritanya punya
handphone,
dia telepon siapa seseorang,
gitu
," kenang Francky, Rabu malam 17 Juni 2015.
Namun, hal berbalik terjadi jika Engeline sedang melamun. Tiba-tiba saja Engeline histeris. "Kalau dia lagi melamun, tiba-tiba dia histeris sendiri," katanya.
Menurut Francky, ada tempat favorit Engeline untuk meluapkan kekesalannya usai ia dimarahi atau dipukuli Margriet.
Ia akan pergi ke salah satu dari empat kamar di lantai atas rumahnya. Ia masuk ke dalam kamar tersebut. Engeline kemudian meluapkan emosinya.
"Dia berteriak sekeras-kerasnya atau dia menangis di kamar itu. Kamar itu sebenarnya kamar khusus untuk ayam yang sedang sakit," ujarnya.
Usai dari kamar itu, Francky melanjutkan, Engeline kembali ceria. Dia seperti melupakan peristiwa yang baru saja dialaminya. "Dia biasa lagi. Sayang-sayangan lagi sama mamanya," katanya.
Seperti diketahui, Engeline, bocah kelas III SD di Sanur, Bali itu ditemukan tewas membusuk dikubur di belakang rumahnya. Seorang pembantu rumah tangga, bernama Agustinus, telah ditetapkan tersangka karena membunuh dan memperkosa Engeline.
Sementara Margriet ditetapkan sebagai tersangka atas kasus penelantaran anak. Sejauh ini, jasad Engeline sudah dikebumikan di tempat orang tua kandungnya di Banyuwangi. Kepolisian masih terus menyelidiki kematian bocah ini. (ren)
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
"Imajinasinya tinggi. Dia ceritanya punya