Assyuro, Masjid dengan Arsitektur Khas Eropa

Arsitektur Masjid Assyuro Menyerupai Gereja
Sumber :
  • VIVA.co.id/Diki Hidayat
VIVA.co.id
Lebaran 2015, Pendapatan PT KAI Melebihi Target.
- Ada sebuah masjid kuna di Kabupaten Garut, Jawa Barat, yang kini menjadi cagar budaya. Namanya Masjid Assyuro. Letaknya di kompleks Pesantren Cipari, Kampung Cipari, Desa Sukarasa, Kecamatan Pangatikan, Kabupaten Garut.

Pengguna KRL Naik 26 Persen Selama Libur Lebaran

Masjid itu menyimpang banyak catatan sejarah. Soalnya pernah difungsikan sebagai tempat pengungsian dan benteng pertahanan pada masa perang kemerdekaan.
Menteri ESDM: Tak Ada Gangguan Energi Selama Libur Lebaran


Masjid yang didirikan tahun 1895 itu hingga kini masih kokoh dengan arsitektur bangunan bergaya Eropa. Bangunan masjid spintas menyerupai bangunan gereja. Ciri bangunan masjid terdapat pada kubah dan menaranya.


"Memang, masjid ini mirip bangunan gereja karena dibangun dengan menggunakan arsitektur bergaya Eropa," ujar Suherlan, pengurus Masjid Assyuro sekaligus pemimpin Pesantren Cipari, kepada wartawan kemarin.


Masjid Assyuro dibangun pada tahun 1895 dan selesai pada 1934, atau selama 39 tahun. Pembangunan masjid itu diprakarsai KH Yusuf Taudziri. Hingga sekarang masjid itu digunakan untuk kegiatan keagamaan Pesantren Cipari. Pada bulan Ramadan memang digunakan warga setempat untuk salat tarawih dan tadarus Alquran usai santap sahur.


Suherlan menceritakan bahwa kemiripan bangunan masjid dengan bangunan gereja terlihat karena bentuknya memanjang dengan pintu utama persis di tengah-tengah, juga keberadaan menara masjid di ujung bangunan tepat di atas pintu utama. Hampir seluruh bagian bangunan masih asli.


"Baru sekali saja direovasi karena bagian atap dan kusen yang rapuh dimakan usia," kata Suherlan.


Jika dilihat secara teliti pada bagian kubah masjid, terdapat lubang bekas peluru yang hingga kini dibiarkan. Soalnya bangunan Masjid Assyuro dahulu dipergunakan sebagai basis perjuangan tokoh pejuang.


Pada masa perlawanan terhadap penjajah Belanda dan masa pemberontakan DI/TII Kartosuwiryo yang berbasis di Kecamatan Malangbong, Masjid Assyuro berfungsi sentral dan strategis. Bangunan bertembok tebal itu menjadi benteng pertahanan sekaligus tempat pengungsian warga Cipari.


Di atas menara setinggi 20 meter itu dahulu sempat dipasang senjata untuk menyerang musuh dan melakukan pemantauan perkampungan sekitar.


Masjid bersejarah itu berada di tengah-tengah pemukimana warga dan kerap dijadikan objek berfoto bersama para keluarga santri yang berkunjung ke Pesantren Cipari atau warga lain dari berbagai daerah di Indonesia.


"Memang banyak warga yang datang hanya untuk berfoto-foto. Mungkin masjid ini memiliki daya tarik tersendiri," kata Suherlan.


Pemandangan di sekitar Masjid Assyuro kini berbeda jika dibandingkan saat Pesantren Cipari digunakan untuk Muktamar Sarekat Islam se-Indonesia pada tahun 1933-1934. Saat itu masjid dan pesantrennya terletak di tengah kebun dan sawah serta berada dekat dengan taman dengan pepohonan rindang dan bunga-bunga. (ren)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya