Korban Kerusuhan 27 Juli Tolak Sutiyoso Jadi Kepala BIN

Korban kerusuhan 27 Juli mendatangi Bareskrim Mabes Polri.
Sumber :
  • FOTO: Syaefullah/VIVA.co.id

VIVA.co.id - Tim Pembela Demokrasi Indonesia (TPDI) mendatangi kantor Badan Reserse Kriminal Markas Besar Kepolisian Republik Indonesia, Senin, 29 Juni 2015.

Ketua koordinator TPDI, Petrus Salestinus mengatakan, kedatangannya ke kantor Bareskrim guna menanyakan kasus penyerbuan, perusakan dan pembakaran kantor Partai Demokrasi Indonesia (sekarang PDIP) di Jalan Diponegoro No.58, Jakarta Pusat, yang dinilai dimotori oleh Sutiyoso.

Sebab, kasus kerusuhan ini sudah hampir 19 tahun silam, di mana polisi juga membentuk koneksitas tahun 2000 lalu untuk menyelidiki kasus yang melibatkan keterlibatan sipil maupun militer.

"Hasil itu menetapkan 32 tersangka, dari Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan sipil. Dari TNI tersangka atas nama Sutiyoso, dan dari sipil Dr. Suryadi," ujar Petrus, di Mabes Polri, Jalan Trunojoyo3, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.

Maka itu, ia sangat menyayangkan kasus mantan Gubernur DKI Jakarta, Sutiyoso, yang menjadi calon tunggal Kepala Badan Intelijen Negara (BIN).

Putra Risma Tak Rela Ibunya Jadi Calon Gubernur Jakarta

Sebab, kata dia, Sutiyoso masih ditetapkan menjadi tersangka.
Dengan demikian, Petrus bersama kawan-kawan korban 27 Juli menolak keras kepada Sutiyoso untuk menjadi kepala BIN.

"Kami minta kepada Kapolri dan Kejaksaan untuk menyelesaikan pemberkasan demi penuntutan kepada Sutiyoso untuk dimintai keterangan," tambahnya.

Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto.

PDIP Bahas Nama Budi Waseso untuk Pilkada Jakarta

Sekretaris Jenderal mengelak menjawab soal nama Risma.

img_title
VIVA.co.id
11 Agustus 2016