Aksi Kapten Sandy di Langit Batalion Padang yang Dikenang

Kapten Penerbang Sandy Permana
Sumber :
  • Ist.
VIVA.co.id
Pesawat T-50 Golden Eagle Jatuh, DPR Minta Investigasi
- Seorang dari korban meninggal dunia pesawat Hercules TNI Angkatan Udara yang jatuh di Kota Medan adalah Kapten (Penerbang) Sandy Permana. Dialah sang kapten pilot yang menerbangkan pesawat militer jenis C130 itu.

TNI AU: Pesawat T-50i Laik Terbang

Kapten Sandy adalah lulusan Akademi Angkatan Udara tahun 2005. Dia salah satu pilot berprestasi yang dimiliki TNI Angkatan Udara. Dia juga lulusan terbaik Sekolah Komando Kesatuan Angkatan Udara Angkatan ke-97 yang diresmikan di Pangkalan Udara (Lanud) Halim Perdanakusuma, Jakarta, pada 15 Juni 2015.
TNI AU: Awak Pesawat T-50 Tewas


Kapten Sandy sehari-hari bertugas di Skuadron Udara 32 Lanud Abdul Rahman Saleh, Malang, Jawa Timur. Dia sering ditugasi menerbangkan pesawat Hercules untuk misi Penerbangan Angkutan Udara Militer (PAUM). PAUM adalah operasi rutin yang dilaksanakan TNI Angkatan Udara berupa pengangkutan personel/prajurit yang melaksanakan pergeseran dinas maupun logistik TNI dari satu lanud ke lanud lain.


Dilansir dari laman resmi TNI Angkatan Udara,
Tni-au.mil.id,
ada salah satu aksi penerbangan Kapten Sandy yang dikenang, yakni ketika menjalankan misi menerbangkan ratusan prajurit TNI Batalion Infanteri 133/Yudha Sakti di Padang, Sumatera Barat. Tidak disebutkan waktu tepatnya tetapi dikatakan beberapa waktu lalu.


Para prajurit Batalion Infanteri Padang itu akan diterbangkan untuk melaksanakan tugas pengamanan daerah perbatasan di Papua.


Saat pesawat Hercules sudah lepas landas, Kapten Sandy sengaja melakukan terbang rendah di atas wilayah Markas Batalion Infanteri Padang. Dia cuma ingin memberikan kesempatan kepada prajurit yang dibawanya untuk memberikan salam kepada para keluarga di darat. Soalnya para prajurit itu akan bertugas dalam waktu yang cukup lama di Papua dan sedikit kesempatan untuk pulang.


Kapten Sandy memang dikenal sangat perhatian kepada keluarga. Meski tugasnya sebagai prajurit dengan segudang jadwal yang sangat padat, Sandy selalu memberikan perhatian lebih terhadap keluarganya.


Dia selalu membawa oleh-oleh setiap pulang dari bertugas. Terakhir, dia membelikan mainan helikopter untuk keponakan laki-lakinya, Taufik, anak kakak sulungnya, Arum Etikariena.


"Dia (Sandy Permana) kalau terbang ke mana saja pasti (pulang) bawa oleh-oleh. Nah, ini dia sempat-sempatin beliin mainan helikopter buat keponakannya si Taufik, anak saya, saat ulang tahun. Dia itu perhatiannya sangat besar untuk kami. Tiap mau terbang pasti pamit ke saya, Mbaknya," kata Arum ditemui di rumahnya di Beji, Depok, Jawa Barat, pada Rabu, 1 Juli 2015.


Kapten Sandy adalah warga Beji, Depok. Dia anak bungsu dari pasangan Ratmojo dan (almarhumah) Idah. Sandy meninggalkan seorang istri, Fitriani Hapsari, dan dua anak, yakni Zahra Anindya Putri Permana (3,5 tahun) dan Zahira Maulidina Putri Permana, yang juga masih balita.


Arum dan Sandy serta kedua saudaranya, sempat berencana pulang ke kampung halaman di Bangka Belitung. Mereka ingin bernostalgia dan mengenang masa kecil di sana. Namun ternyata takdir berkata lain.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya