- ANTARA FOTO
VIVA.co.id - Kepala Badan reserse dan Kriminal Mabes Polri, Komisaris Jenderal Budi Waseso, menyatakan akan lebih waspada terhadap makelar kasus di internal kepolisian.
Pernyataannya menjawab instruksi Presiden Joko Widodo yang disampaikan dalam upacara HUT Bhayangkara ke-69 di Markas Komando Brimod Depok, Jawa Barat, pagi tadi, Rabu 1 Juli 2015.
"Bersihkan tetap. Kan kedekatan personel dengan seseorang bisa jadi makelar. Misalnya, saya punya temen dekat, bisa jadi makelar, dia bisa menyalahgunakan kewenangan saya. Makanya, kita harus awasi dan tertibkan," ujar Budi Waseso.
Dalam sambutan di acara HUT Bhayangkara, Presiden Jokowi memerintahkan Polri untuk memberantas mafia kasus di internal Polri.
"Saya minta diberantas mafia hukum di bidang kepolisian yang disebut makelar kasus," tutur Jokowi dalam sambutannya.
Diketahui, pada Jumat 26 Juni lalu, Ajun Komisaris Besar Polisi PN, resmi ditahan usai menjalani pemeriksaan pada Kamis, 25 Juni 2015. PN diduga memeras bos karaoke FB di Banceuy, Bandung, Jawa Barat, pada 27 Februari lalu.
AKBP PN tertangkap tangan saat tengah menerima suap dari pengusaha Fix Boutique Karaoke, Bandung.
Ini dilakukan PN setelah dia bersama empat anak buahnya melancarkan aksi nakalnya, seolah tengah menggerebek dan menemukan narkotika di tempat itu. Atas aksinya itu PN menerima duit Rp3 miliar dari pengusaha karaoke.
Alih-alih memberikan uang damai, PN malah meminta lebih. Pengusaha karaoke itu pun lantas membelikan sebuah mobil Fortuner. Tapi, lagi-lagi PN merasa tak puas hingga kembali meminta uang damai kepada pengusaha tersebut.
Namun, aksi PN tertangkap tangan lantaran pemilik karaoke sudah melaporkan aksi nakal PN ke Bareskrim Polri. (ase)
PDIP Bahas Nama Budi Waseso untuk Pilkada Jakarta
Sekretaris Jenderal mengelak menjawab soal nama Risma.
