Detik-detik Menegangkan Saat Erupsi Gunung Raung

Gunung Raung erupsi
Sumber :
  • ANTARA/ Budi Candra Setya

VIVA.co.id - Sejumlah warga di Desa Megasari Kecamatan Sempol Kabupaten Bondowoso melaporkan melihat semburan lava berwarna merah keluar dari kaldera Gunung Raung disertai suara gemuruh yang cukup keras pada Jumat 10 Juli 2015 pukul 18.00.

Gunung Raung Mulai Stabil, Statusnya Diturunkan Jadi Waspada

Abu vulkanik juga dirasakan oleh warga Kecamatan Songgon Banyuwangi hingga Jumat petang.

“Kami pantau di radio komunitas, dari pos pantau 11, pos Mandala di Desa Megasari Kecamatan Sempol terlihat semburan lava merah pada pukul 18:00 tadi,” kata Kepala Desa Sumber Wrigin Kecamatan Sumber Wringin, Bondowoso, Pratikno.

Dampak Gunung Raung Sampai ke Bandara Semarang

Menurutnya, laporan itu juga didengarkan anggota komunita RAPI lainnya yang tersebar di lereng Gunung Raung. Warga menggunakan alat komunikasi jarak jauh seperti handy talkie, untuk melaporkan kondisi aktivitas Gunung Raung,

“Itu laporan dari warga Sempol, kami di sini hanya dengar suara saja. Sebab di Sumber Wringin pandangan terhalang awan tebal, jadi tidak tampak,” katanya.

Laporan lain menyebutkan, warga di Kecamatan Songgon Kabupaten Banyuwangi masih merasakan hujan abu vulkanik hingga Jumat petang 10 Juli 2015. Abu yang turun disebut berwarna hitam menyerupai pasir, “ laporan dari Songgon, Banyuwangi, sampai sekarang mereka masih merasakan hujan abu,” katanya.

Sementara petugas Pos Pengamatan Gunung Api (PPGA) Raung di Kecamatan Songgon, Banyuwangi, Burhan Alethea menyebut letusan lava Gunung Raung masih berada dalam kaldera gunung.

Ingin Rayakan HUT RI di Puncak Gunung, Waspadai Ini

Semburan lava yang dilaporkan warga, menurutnya adalah pantulan cahaya lava yang sering menyerupai kilatan merah di atas kaldera, seperti pada malam sebelumnya.

“Pantauan dari pos pantau Songgon di sini, tidak ada semburan lava yang keluar dari Kaldera. Kemungkinan, semburat merah itu adalah cahaya pantulan lava yang keluar bersama gulungan asap tebal,” kata Burhan.

Namun tentang suara gemuruh Raung, dia mengaku, suara berbeda bisa saja didengar lebih kencang oleh warga di Desa Megasari ketimbang suara yang didengar petugas pos pantau di Kecamatan Songgon, Banyuwangi. “Tergantung arah angin, untuk suara bisa saja di sana terdengar lebih keras. Di Songgon suaranya terdengar sedang,” lanjutnya.

Terkait abu vulkanik yang berwarna hitam, Burhan membenarkan bahwa material abu yang keluar kali ini berbeda dengan abu sebelumnya. Abu yang jatuh di Songgon, menurutnya lebih menyerupai butiran pasir halus yang mengandung unsur seperti kaca, dan tajam pada kulit.

"Tiga hari lalu, abu hitam ini masih dijumpai di radisu 8 km, tapi sekarang sampai di sini juga sudah terkena abu yang mirip pasir ini, jaraknya sekitar 14 km dari Kaldera. Saya dengar di Ketapang Bayuwangi juga sudah diguyur material pasir ini," ujarnya.

Menurutnya, terbangnya pasir itu bisa jadi akibat terbawa angin yang mengarah ke Selatan. Sementara asap hitam pada pukul 18:00 membumbung hingga ketinggian 500 meter dengan amplitudo tremor dominan masih sama, sekitar 28 mm, “ status Raung masih tetap,” katanya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya