237 Titik Panas Kepung Sumatera, Jarak Pandang Terbatas

Anggota TNI turun tangan padamkan api
Sumber :
VIVA.co.id
Mengapa Praktik Bakar Hutan Berulang Lagi?
- Kebakaran lahan dan hutan di Sumatera semakin parah. Sejumlah provinsi di pulau Andalas itu sudah mulai diselimuti kabut asap, seperti Riau. Di provinsi bergelar Bumi Melayu itu saat ini info alat pemantau PM10, ISPU Stamet Pekanbaru dalam kategori 'tidak sehat'.

Satelit Lapan Deteksi 232 Hotspot Jelang Puncak Kemarau

Kepala Badan Metereologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Pekanbaru, Sugarin, mengatakan kabut asap ini akibat maraknya titik panas. Berdasarkan pantauan satelit pada 12 Juli 2015, pukul 07.00 WIB, di Pulau Sumatera terdeteksi 237
Jelang Puncak Kemarau,Titik Api di Sumatera Meningkat
hotspot .


"Riau paling banyak, ada 167 titik. Sisanya tersebar di empat provinsi lain. Seperti Sumatera Utara 37 titik, Sumatera Selatan 14 titik, Lampung 1 titik dan Jambi 18 titik," kata Sugarin, Minggu, 12 Juli 2015.


Sedangkan di Riau sendiri
hotspot
terbanyak terdeteksi di Rokan Hilir, 82 titik. Disusul Bengkalis 40 titik, Dumai 19 titik, Rokan Hulu 6 titik, Pelalawan 5 titik, Siak dan Kepulauan Meranti masing-masing 4 titik.


"Dan di Pekanbaru, Indragiri Hulu serta Indragiri Hilir masing-masing terdapat 2 titik. Terakhir di Kampar terdeteksi 1 titik," ujarnya.


Sugarin menambahkan, akibat maraknya kebakaran lahan dan hutan ini, kabut asap tidak saja mengancam kesehatan warga tapi juga mengganggu jarak pandang. Daerah terparah adalah Dumai, jarak pandang hanya satu kilometer. Sedangkan di Pekanbaru dan Pelalawan 3 kilometer.


Kebakaran hutan dan lahan di Riau tergolong parah. Kebakaran tidak hanya terjadi di lahan masyarakat, tapi juga marak di kawasan hutan lindung Taman Nasional Tesso Nillo (TNTN).


Saat ini petugas sedang berupaya memadamkan api. Sebab, kawasan yang terbakar sulit dijangkau lewat darat, maka pemadaman dilakukan melalui operasi
water bombing
menggunakan helikopter.


Khusus pemadaman api di hutan Lindung TNTN, selain petugas kesulitan mencari air, masyarakat setempat juga tidak kooperatif. Mereka malah ada yang menghalang-halangi petugas.


"Dari dulu TNTN ini masalahnya selalu begitu. Berarti ada apa di sana dan siapa masyarakat yang berani menghadang tim pemadaman itu? Mereka sangat terorganisir sekali. Bahkan sampai berani menghadang petugas pemadaman. Kita akan segera cari solusinya," ucap Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Riau, Edwar Saanger.



Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya