Insiden Tolikara, KPAI Ikut Angkat Bicara

Kerusuhan Tolikara Papua
Sumber :
  • VIVA.co.id/Banjir Ambarita (Papua)
VIVA.co.id
Papua Bangun Kompleks Olahraga Mewah untuk PON 2020
- Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) mengutuk tindakan pembubaran salat Idul Fitri dan pembakaran musala di Tolikara, Papua, yang menyebabkan anak-anak kehilangan tempat tinggal dan kehilangan kesempatan untuk menunaikan ibadah sesuai dengan ajaran agamanya.

Selundupkan Kayu, 8 Warga Papua Nugini Dicokok TNI AL

"Idul Fitri adalah hari kesucian, menjadi kesempatan emas bagi anak-anak untuk belajar sekaligus mempraktekkan ibadahnya. Karena itu, menjadi kewajiban semua elemen bangsa untuk menjamin terpenuhinya hak anak untuk beribadah," ujar Ketua KPAI, Asrorun Niam Sholeh dalam keterangan persnya. Sabtu 18 Juli 2015.
Pendidikan di Kawasan Indonesia Timur Masih Timpang


Menurut Asrorun, Alih-alih penuh suka cita, hati anak-anak itu malah dihantui oleh rasa takut, tercekam, bahkan trauma oleh teror yang terpaksa mereka dan keluarga mereka alami.


"KPAI minta aparat penegak hukum untuk menindak pelaku pembakaran dan membawa ke meja hijau untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya," pinta Asrorun.


Asrorun mengatakan, tidak ada satu pun alasan apalagi pembenaran yang bisa diterima terhadap segala bentuk kekerasan yang telah dipertontonkan di Kabupaten Tolikara, Papua.


"KPAI meminta semua pihak, mulai dari tingkat pusat hingga daerah untuk membuktikan komitmen mereka akan perlindungan anak, sekaligus memberikan bantuan nyata bagi pemulihan hidup anak-anak tersebut secara menyeluruh, meliputi proses rehabilitasi psikis-fisik-sosial-ekonomi-budaya-reliji dan penegakan hukum," ungkap Asrorun.


Lebih lanjut, Asrorun mengungkapkan, KPAI secara khusus meminta Kementerian Sosial untuk lakukan rehabilitsi korban, khususnya anak-anak yang mengalami trauma akibat tindak kekerasan yang terjadi.


"KPAI sdang melakukan langkah-langkah untuk mengidentifikasi  jumlah korban anak-anak akibat pembakaran dan trauma yang dialami, salah satunya dengan menjalin komunikasi dengan LPA Papua untuk identifikasi dan advokasi serta pendampingan," ungkap Asrorun.


KPAI juga menyemangati pegiat perlindungan anak, khususnya di Papua, untuk bekerja keras berikan perlindungan ke anak-anak korban tragedi kemanusiaan tersebut.


"Inilah momen pembuktian bahwa kita, Indonesia, sungguh menjunjung HAM dan nilai-nilai Pancasila serta pengejawantahannya bagi anak-anak korban di Tolikara," tutup Asrorun.


Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya