Gereja Injili Bantah Sebar Surat Provokatif di Tolikara

Kerusuhan Tolikara Papua
Sumber :
  • VIVA.co.id/Banjir Ambarita (Papua)

VIVA.co.id - Menteri Koordinator Politik Hukum dan HAM, Tedjo Edhy Purdijatno, mengatakan pihak Gereja Injili di Indonesia (GIDI) di Tolikara, Papua, membantah telah membuat surat edaran provokatif.

Ini Dua Kasus Intoleransi Paling Parah di Indonesia

Menurut Tedjo, bantahan itu diungkapkan saat dilakukan investigasi oleh pihak Pangdam XVII/Cenderawasih. Seperti yang diketahui, Tolikara sempat memanas setelah terjadi pembakaran masjid saat hari raya lebaran.

Kabarnya, insiden ini dipicu dengan adanya surat edaran yang dikeluarkan GIDI tertanggal 11 Juli 2015. "Mereka (GIDI) membantah dan mengaku tidak pernah melakukan itu," kata Tedjo di kantornya, Senin 20 Juli 2015.

Dengan kata lain, surat edaran yang mengatasnamakan GIDI itu dianggap palsu. "Jadi suratnya dari mana. Suratnya ada tetapi mereka mengaku tidak pernah membuat surat itu," ujar dia.

Tedjo meyakini bahwa dalam peristiwa kerusuhan di Tolikara itu ada aktor intelektual. "Mereka kan demo, pasti ada korlapnya. Kita selidiki," ujar Tedjo.

Untuk menghindari masalah ini berlanjut, Tedjo berharap semua tokoh adat dan tokoh agama bisa mengingatkan warganya agar tetap menjaga kerukunan antar umat beragama.

MUI: Polisi Tak Adil Tangani Kasus Tolikara dan Aceh Singkil

Paska insiden kerusahan di Tolikara, Jumat 17 Juli, surat bernada provokatif itu dengan cepat beredar melalui media sosial. Surat itu soal larangan perayaan Idul Fitri di Tolikara, yang memicu kemarahan umat Islam di Indonesia.

Ribuan Umat Muslim Ikuti Maulid Nabi di Istiqlal

Pemerintah Diminta Tak Diskriminasi Umat Islam

Umat Islam cenderung diperlakukan tidak adil oleh Pemerintah.

img_title
VIVA.co.id
27 Desember 2015