Tahun Ini, Kasus Penculikan Anak Meningkat

Penculikan Sintya
Sumber :
  • Anwar Sadat - VIVA.co.id

VIVA.co.id - Kasus penculikan anak-anak pada pertengahan tahun antara Januari - Juli tahun 2015 mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya.

Ungkap Kasus Pembunuhan, 19 Polisi Dapat Penghargaan

Tahun 2014 lalu dari tujuh kasus penculikan yang dilaporkan ke polisi, tidak ada satu pun korbannya anak-anak. Sementara pada tahun 2015, dari tujuh kasus yang dilaporkan ke polisi, tiga di antaranya menyasar anak-anak sebagai target penculikan.

"Kalau kita lihat memang meningkat tengah tahun 2015 dibanding tahun 2014 dimana tahun lalu penculikan tidak ada korban anak. Tahun ini tiga anak menjadi sasaran penculikan," ujar Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Mohammad Iqbal di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Kamis, 23 Juli 2015.

Keanehan Tewasnya Bocah Korban Penculikan di Lubang Buaya

Menurut dia, kasus penculikan paling banyak karena motif ekonomi.

"Rata-rata mereka meminta tebusan," kata Iqbal.

Hasil Autopsi Ungkap Begeng Tak Alami Disorientasi Seksual

Selain faktor Ekonomi, ada juga motif lain, yakni berupa balas dendam.

"Tapi nanti pada akhirnya para penculik meminta uang tebusan lagi sebagai syarat mengembalikan korban," ujar Iqbal menambahkan.

Ketua Komisi Nasional Perlindungan Anak Arist Merdeka Sirait mengatakan, selama enam bulan pada tahun 2015, setidaknya ada 40 laporan anak hilang kepada Komnas PA.

"Dari laporan sebanyak 40, sekitar 28 persen kasus dapat terselesaikan," ujar Arist saat dihubungi VIVA.co.id, Kamis 23 Juli 2015.

Ia mengatakan, ada empat tujuan besar dalam kasus penculikan yaitu adopsi ilegal, eksploitasi ekonomi biasanya dipekerjakan, eksploitasi seksual dan kemudian ada tebusan balas dendam ekonomi.

Dari pengalaman, biasanya para penculik melakukan aksinya dalam satu jaringan. Mereka membentuk sindikat untuk melancarkan aksinya agar tersistematis dan rapi.

"Termasuk kasus SH ini. Kan diduga lebih dari satu orang pelakunya."

(mus)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya