Ini Pesan Komnas Perlindungan Anak Bagi Para Orangtua

Penculikan Sintya
Sumber :
  • Anwar Sadat - VIVA.co.id
VIVA.co.id
Ungkap Kasus Pembunuhan, 19 Polisi Dapat Penghargaan
- Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA), Arist Merdeka Sirait, mengatakan, sistem pendidikan anak perlu dibenahi untuk mencegah kasus penculikan kembali terjadi. Dihubungi
VIVA.co.id
Keanehan Tewasnya Bocah Korban Penculikan di Lubang Buaya
melalui telepon pada Kamis, 23 Juli 2015, Arist menyebut salah satu hal yang diajarkan ke anak yakni menolak ajakan orang asing.

Hasil Autopsi Ungkap Begeng Tak Alami Disorientasi Seksual
"Saya sarankan orangtua untuk membenahi sistem pendidikan bagi anak-anak di dalam rumah. Salah satunya mengenai keberanian untuk mengatakan tidak pada ajakan seseorang tak dikenal," ungkap Arist. 

Dia berpendapat, penculikan yang menimpa anak-anak tidak terjadi begitu saja. Anak-anak tentu akan menangis atau menjerit jika diajak oleh orang tak dikenal.

"Minimal (pelaku) pernah berkomunikasi dengan korban dan berkenalan. Korban biasanya kenal dan tidak merasa curiga. Ada bujuk rayu di situ," kata Arist. 

Pelaku bisa saja mengaku kenalan dari orangtua anak. Maka, Arist menyarankan agar para orangtua tak sekadar mengajarkan larangan. 

"Jangan diajarkan larangan, jangan ini, jangan itu. Tetapi, seharusnya anak diajarkan kemampuan untuk membela diri. Seperti yang saya katakan tadi, berani katakan tidak," Arist menambahkan.

Arist mengatakan, hal itu berkaca dari kasus penculikan belum lama ini yang menimpa Sintya, bocah berusia enam tahun yang hilang di Pusat Grosir Cililitan (PGC).

"Ini anak harus secara simulasi dan terus menerus untuk mengatakan tidak pada ajakan orang lain," kata dia

Sirait melanjutkan, anak tidak bisa disebut lalai. Melainkan orangtua yang seharusnya bertanggungjawab terhadap anak-anak mereka. 

"Yang lalai itu bukan anaknya, tetapi orangtuanya. Anak tidak pernah lalai karena dia patut berharap dilindungi oleh orangtuanya," tutur Arist. (one)
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya