Sumber :
- BMKG
VIVA.co.id
- Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) melakukan evaluasi terkait gempa berkekuatan 6,3 Skala Richter (SR) yang mengguncang barat daya Malang, Jawa Timur kemarin.
Dalam tanggapan gempa terkini yang dirilis PVMBG, Senin 27 Juli 2015 disebutkan, gempa tektonik yang terjadi di Malang itu disebabkan karena gempa bumi memiliki mekanisme fokus berupa pensesaran naik dengan arah baratlaut-tenggara.
![Halaman Selanjutnya]( "Halaman Selanjutnya")
Baca Juga :
147 Rumah di Dompu Rusak Akibat Gempa
Dalam tanggapan gempa terkini yang dirilis PVMBG, Senin 27 Juli 2015 disebutkan, gempa tektonik yang terjadi di Malang itu disebabkan karena gempa bumi memiliki mekanisme fokus berupa pensesaran naik dengan arah baratlaut-tenggara.
Baca Juga :
Gempa 5,6 SR Guncang Dompu, NTB
"Dilihat dari posisi dan kedalamannya, gempa bumi ini diperkirakan berasosiasi dengan aktifitas zona subduksi yang diakibatkan karena proses tumbukan antara lempeng Indo-Australia dan lempeng Eurasia," tulis PVMBG dalam situs resmi ESDM.
Menurut PVMBG, gempa Malang tidak menimbulkan tsunami, karena walaupun pusat gempa berada di laut. Tapi, energinya tidak cukup untuk membangkitkan tsunami.
"Masyarakat agar tetap waspada dengan kejadian gempa susulan, yang diharapkan berkekuatan lebih kecil," tulis PVMBG.
PVMBG mengatakan, berdasarkan data yang dihimpun dari Badan Meteorologi, Klimatolologi dan Geofisika (BMKG) dan Badan Survei Geologi Amerika Serikat,
United States Geological Survey
(USGS) gempa yang terjadi sekitar pukul 14.05.05 WIB, Minggu 26 Juli 2015, bumi ini memiliki intensitas IV skala MMI di Malang, Lumajang, Kepanjen, Sidomulyo.
Serta III skala MMI di Yogyakarta, Surabaya, Blitar, Banyuwangi, Denpasar. Gempa ini sempat menimbulkan kepanikan di Kota Malang dan Blitar.Namun hingga saat ini belum ada laporan kerusakan ataupun korban jiwa yang disebabkan guncangan gempa itu.
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
"Dilihat dari posisi dan kedalamannya, gempa bumi ini diperkirakan berasosiasi dengan aktifitas zona subduksi yang diakibatkan karena proses tumbukan antara lempeng Indo-Australia dan lempeng Eurasia," tulis PVMBG dalam situs resmi ESDM.
