Sumber :
- Antara/ Wahyu Putro A
VIVA.co.id
- Penyelematan reruntuhan batu yang diduga merupakan batuan candi Hindu terus dilakukan Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCP) Yogyakarta. Selama sepuluh hari BPCP bahkan sudah menemukan beberapa batu yang diperkirakan berasal dari abad ke VIII atau IX. Bongkahan batu yang mengarah pada candi Hindu itu ditemukan di kawasan pekarangan kosong dekat rumah warga yang terletak di dusun Karangbajang Tlogoadi, Mlati, Sleman.
Proses ekskavasi dilakukan setelah BPCP menerima laporan dari warga yang sebelumnya menemukan bongkahan batu mirip candi. Sejak tanggal 10 Agustus lalu BPCP pun mulai melakukan aksi penyelamatan cagar budaya itu.
Baca Juga :
Menanti Pintu Gerbang Dunia di Kulonprogo
Baca Juga :
Lagi, Calon Penumpang Pesawat Ngaku Bawa Bom
Proses ekskavasi dilakukan setelah BPCP menerima laporan dari warga yang sebelumnya menemukan bongkahan batu mirip candi. Sejak tanggal 10 Agustus lalu BPCP pun mulai melakukan aksi penyelamatan cagar budaya itu.
Dari enam belas kotak yang telah digali, pihak BPCP yang juga dibantu mahasiswa arkeologi UGM bersama warga setempat, menemukan beberapa batuan berukir atau makara. Selama proses ekskavasi tersebut tim juga menemukan antefiks, serta tatanan baru permukaan yang diduga digunakan sebagai pagar candi.
Pada penggalian sebelumnya yang dilakukan tak jauh dari lokasi itu, tim ekskavasi juga telah menemukan yoni dan lingga. Tim juga menemukan arca nandi yang menguatkan dugaan adanya candi Hindu di lokasi tersebut.
Kepala Pokja Penyelamatan BPCP Yogyakarta, Muhammad Taufik mengatakan, pihaknya memperkirakan batuan yang ditemukan menyerupai candi-candi lain yang ditemukan di wilayah Sleman DIY.
Meski begitu, tim penyelamat cagar budaya itu menjadwalkan untuk melakukan penggalian (proses ekskavasi) hingga 19 Agustus mendatang. Langkah itu dilakukan untuk menemukan struktur bangunan candi yang signifikan.
Laporan Prasetyowati/ tvOne
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
Dari enam belas kotak yang telah digali, pihak BPCP yang juga dibantu mahasiswa arkeologi UGM bersama warga setempat, menemukan beberapa batuan berukir atau makara. Selama proses ekskavasi tersebut tim juga menemukan antefiks, serta tatanan baru permukaan yang diduga digunakan sebagai pagar candi.