VIVA.co.id - Kepala Seksi Penyiapan Penempatan Balai Pelayanan Penempatan dan Perlindungan TKI (BP3TKI) Pontianak, As Syafii, mengungkapkan seorang TKI bernama Rika Rahayu, yang meninggal di Sarawak, Malaysia, akhirnya dipulangkan ke Pontianak.
"Kamis malam sekitar pukul 20.00 WIB almarhumah tiba dirumah duka dengan menggunakan ambulance setelah menempuh perjalanan sekitar 8 jam dari Kuching, Malaysia. Jenazah almarhumah dijemput langsung ke Kuching. Tadi pagi sekitar pukul 10.00 WIB jenazah sudah dimakamkan oleh pihak keluarga," kata As Syafii, Jumat 14 Agustus 2015.
As Syafii mengatakan, pada awalnya pemerintah kesulitan menemukan alamat yang bersangkutan karena alamat di paspornya beralamat Jl Tabrani Ahmad 1A Kecamatan Pontianak Barat, Kota Pontianak.
"Namun ketika dikunjungi oleh pihak Dinas Sosial tidak berhasil menemukan keluarga yang bersangkutan. Pada akhirnya ketika dilakukan pencarian lebih intensif lagi akhirnya petugas bisa menemukan keluarganya di sekitar wilayah Jalan Kom Yos Sudarso, Kecamatan Pontianak Barat, Kota Pontianak," jelas As Syafii.
As Syafii lebih lanjut menjelaskan, bahwa almarhumah ini sebenarnya telah meninggal pada 1 Agustus 2015 di rumah sakit di Kuching, Sarawak, Malaysia.
"Setelah sebelumnya menjalani perawatan intensif karena luka serius pada muka, leher dan tangannya karena disiram air keras oleh seseorang yang tidak dikenal. Kasus kematian yang bersangkutan saat ini masih dalam proses penyelidikan pihak berwajib di Malaysia," kata As Syafii.
As Syafii menjelaskan, pemulangan ini juga bisa segera dilakukan berkat bantuan dan kerjasama dari berbagai pihak terutama keluarga, KJRI Kuching, Dinas Sosial Propinsi Kalimantan Barat dan BP3TKI Pontianak yang sejak awal muncul informasi kematian yang bersangkutan segera menindaklanjutinya.
"Himbauan pemerintah agar masyarakat yang hendak bekerja ke luar negeri agar mengikuti peraturan yang sudah ditetapkan. Agar resiko bermasalah yang mungkin akan dihadapi bisa dihindarkan," kata dia. (ren)
Cerita TKI Hong Kong Kena COVID-19 Ditelantarkan Majikan
Koalisi organisasi pekerja migran di Hong Kong mengatakan para pekerja rumah tangga "ditelantarkan" di tengah pandemi gelombang kelima.
