AJI: Surya Paloh Wajah Buram Keberpihakan Media

Visi Pembangunan Indonesia
Sumber :
  • Antara/Andika Wahyu
VIVA.co.id
Gatot Mengaku Dimintai Uang oleh Kakak Surya Paloh
- Aliansi Jurnalis Independen (AJI) mengingatkan Presiden Joko Widodo, untuk tidak main-main dengan kebebasan berpendapat dan berekspresi warga negara. Jokowi diminta tidak membawa Indonesia kembali ke masa Orde Baru.

LBH Pers: Kepolisian Jadi Lembaga Paling 'Baper'

Melalui pernyataan resmi, Sabtu 15 Agustus 2015, AJI menilai pernyataan Jokowi dalam pidatonya di depan Sidang Tahunan Majelis Permusyawaratan Rakyat, Jumat kemarin, 14 Agustus, memperlihatkan sikap hipokrit.
PWI Apresiasi Dukungan Pemerintah pada Wartawan


"Saat ini, ada kecenderungan semua orang merasa bebas, sebebas-bebasnya, dalam berperilaku dan menyuarakan kepentingan. Keadaan ini menjadi semakin kurang produktif, ketika media juga hanya mengejar rating, dibandingkan memandu publik untuk meneguhkan nilai-nilai keutamaan dan budaya kerja produktif," kata Jokowi dalam pidatonya.


Jokowi dinilai menempatkan dua pernyataan tendensius dalam satu paragraf yang sama, mengesankan semua media, termasuk yang sungguh-sungguh bekerja melayani publik, sebagai kambing hitam.


Sikap hipokrit tampak jelas, karena sehari sebelum pidatonya, Jokowi menganugerahkan Bintang Mahaputra Utama kepada Surya Paloh, pemilik stasiun televisi MetroTV, yang menjadi preseden buruk sikap negara terhadap kebebasan pers dan independensi ruang redaksi.


Surya Paloh turut mewarnai wajah buram keberpihakan media, saat Pemilihan Umum dan Pemilihan Presiden 2014. Saat itu, AJI juga mengumumkan penanggung jawab redaksi MetroTV milik Surya Paloh, sebagai musuh kebebasan pers. (asp)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya