Putra Sitaro yang Dermawan Jadi Korban Trigana Air

Trigana Air lepas landas (take off) di Bandara Supadio, Pontianak
Sumber :
  • Antara/ Jessica Wuysang

VIVA.co.id - Kecelakaan pesawat yang terjadi pada Minggu 16 Agustus 2015, ikut dirasakan warga Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro (Sitaro), Sulawesi Utara.

Nida Jadi Mahasiswa Termuda UGM

Pasalnya, salah seorang putra terbaik di daerah itu, Oscar Mangonto, masuk dalam daftar korban pesawat naas tersebut.

Oscar yang menjabat Kadis Pekerjaan Umum Kabupaten Wamena ini terkenal dengan sifat dermawannya.

“Ya, Pak Oscar banyak membantu anak-anak Kampung Balirangen, kampung dia lahir di Sitaro. Dia berkarier dan mengabdi sebagai aparatur sipil negara di Papua,” ujar Fidel Malumbot, warga Sitaro, Selasa 18 Agustus 2015.

Tiga Dugaan Penyebab Pesawat Flydubai Jatuh dan Terbakar

Baca Juga:

Nama Oscar terkenal di Sitaro karena kedermawanannya membantu anak-anak Balirangen, Sitaro yang merantau ke tanah Papua. “Bahkan sampai hari ini kalau ada pembangunan gereja di Sitaro pasti meminta bantuan dana kepadanya,” kata Fidel.

Dia juga masuk dalam deretan pemilik lahan pembangunan Bandara Sitaro. “Pak Oscar rela menyumbangkan lahan miliknya tanpa dibayar sebagai bentuk respons positifnya atas upaya Pemkab Sitaro menembus keterisolasian jalur udara dari dan menuju Sitaro melalui pembangunan Bandara Sitaro,” tuturnya.

Ini Wujud Mengerikan Kepingan Pesawat Flydubai yang Jatuh

Lihat:

Sesama alumni di UGM Yogyakarta, Mister Gidion Maru menuturkan Oscar merupakan tipikal orang yang tak mudah menyerah.

“Saya tahu persis sejak beliau dari Sitaro kemudian studi di UGM. Kalau Pak Oscar kuliahnya di Fakultas Teknik,” kata Gidion.

Ivone Dauhan, warga Sitaro lainnya, mengaku sebelum terjadinya peristiwa kecelakaan, pernah bertemu dengan Oscar saat hendak mengurus hibah tanah.

“Tidak menyangka terjadi kecelakaan pesawat Trigana Air dan Pak Oscar salah satu penumpangnya. Semoga Tuhan menguatkan keluarga Pak Oscar,” ucapnya.

Pesawat Trigana Air jatuh pada Minggu petang 16 Agustus 2015. Saat ini, 54 penumpang yang terdiri dari 49 penumpang dan lima kru sudah dipastikan tewas.

Tim evakuasi sedang melakukan proses evakuasi terhadap jasad korban. Direncanakan pada Rabu 19 Agustus 2015, proses evakuasi kembali akan digelar oleh Basarnas dan TNI. (ase)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya