Hendardji: Berantas Korupsi Butuh Strategi Ala Militer
- VIVA.co.id/ Mohammad Nadlir
VIVA.co.id - Calon pimpinan KPK Mayjen (Purn) Hendardji Soepandji menyatakan pemberantasan korupsi tak sekadar taktik dan teknik. Strategi jangka pendek dan jangka panjang juga perlu dilakukan untuk memberantas korupsi.
Hal itu menjadi jawaban Hendardji atas pertanyaan anggota tim pansel KPK, Harkristuti Harkrisnowo yang menanyakan perihal implementasi strategi militer yang bisa digunakan di dalam KPK.
"Strategi pertama kali memang diterapkan di militer. Tak mungkin diberantas dengan serta-merta korupsi itu, perlu strategi dan kerjasama seluruh elemen bangsa," ujar Hendardji dalam tahap akhir wawancara seleksi calon pimpinan KPK di Gedung Aula 3 Lantai 1 Kementerian Sekretariat Negara, Jalan Veteran 17-18 Jakarta Pusat, Selasa, 25 Agustus 2015.
Baca juga:
Mantan Asisten Pengamanan KSAD itu mengatakan, strategi bisa dilakukan pada tahapan pencegahan dan penegakkan. Hendardji menggarisbawahi tahap pencegahan dini penting dilakukan untuk menghindari praktik korupsi.
"Saya akan ingatkan, bahwa merencanakan korupsi itu termasuk kejahatan. Selain itu nanti akan kami awasi APBN. Perlu juga pendidikan dini tentang pencegahan korupsi," ucap calon pimpinan KPK yang dijagokan TNI itu.
Dalam tahap wawancara itu Hendardji mengatakan, bila kelak terpilih, ia berjanji akan memprioritaskan kasus-kasus besar korupsi.
"Kasus-kasus besar prioritas saya untuk ditangani, selain kasus-kasus lainnya."
Hari ini enam calon pimpinan KPK tengah mengikuti tahap akhir seleksi, yakni wawancara dengan sembilan srikandi panitia seleksi. Mereka di antaranya Giri Suprapdiono yang sudah menjalani wawancara pukul 08.00-09.00 WIB. Kemudian Hendardji Soepandji, Jimly Asshiddiqie, Johan Budi SP, Laode Muhammad Syarif, dan Nina Nurmila Pramono.