- REUTERS/Charles Platiau
VIVA.co.id - Demi mendapatkan proyek kereta cepat Indonesia, pemerintah Jepang terus melakukan penawaran kepada pemerintah Indonesia. Salah satunya, Jepang mengirim delegasi khusus untuk bertemu dengan Presiden Joko Widodo.
Dalam pertemuan itu, Jepang menawarkan akan melakukan pengerjaan proyek pembangunan High Speed Railway (HSR) lebih cepat dari tawaran sebelumnya. Selain itu, Jepang juga menawarkan transfer teknologi.
"Lebih maju dari tawaran sebelumnya," kata Menteri Koordinator Perekonomian, Darmin Nasution di Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu 26 Agustus 2015.
Dengan tawaran baru ini, otomatis pemerintah akan memperpanjang masa konsultasi. Padahal, konsultasi ini akan ditutup dalam watu satu atau dua hari ini serta konsultan itu sudah memanggil perwakilan dari Jepang dan China.
"Kalau ada tawaran yang baru begini, kita harus pikirkan. Nanti China juga bakal begitu. Padahal seharusnya sudah ketemu mau tutup proses penilaian ini dalam satu dua hari," kata darmin.
Menurut dia, nanti akan ada rapat menteri yang membahas soal penawaran baru ini. Kemudian, konsultan itu akan presentasi kepada tim menteri.
"Kita tanya satu-satu kenapa mereka simpulkan kenapa begini dan begitu. Kalau salah bisa repot," kata dia.
Setelah itu, tim menteri akan menyampaikan kepada Presiden.
Sementara, menurut Penasihat Perdana Menteri Jepang, Izumi Hiroto, pertemuan dengan Jokowi mereka juga menawarkan kerja sama maritim termasuk kerja sama promosi dan juga forum maritim untuk pengembangan kawasan Timur Indonesia. Kemudian mereka juga menawarkan kerja sama perdagangan antara Indonesia dan Jepang.
"Hal ini untuk menanggapi ketidakstabilan kurs secara global," kata Izumi.