Komjen Anang Iskandar, Karir Gemilang Anak Tukang Cukur

Komjen Pol Anang Iskandar Menjadi Kabareskrim
Sumber :
  • VIVA.co.id/Anhar Rizki Affandi

VIVA.co.id - Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN), Komjen (Pol) Anang Iskandar, segera menempati posisi baru sebagai Kepala Badan Reserse Kriminal  (Kabareskrim) Polri yang sebelumnya dijabat Komjen (Pol) Budi Waseso. Secara mendadak keduanya terkena rotasi dan bertukar jabatan.

PDIP Bahas Nama Budi Waseso untuk Pilkada Jakarta
Pergantian jabatan tersebut diperkuat dengan adanya Keputusan Presiden RI No: 139/M Tahun 2015 tentang pemberhentian dan pengangkatan dari dan dalam jabatan Kepala BNN serta Surat Telegram yang dikirim Kapolri dengan Nomor: ST/1847/IX/2015, tanggal 3 September 2015 tentang pemberhentian dari dan pengangkatan dalam jabatan di lingkungan Polri.

Saingi Ahok, Pendukung Budi Waseso Mulai Dekati PDIP
Lalu, apa yang patut diketahui publik mengenai profil Kepala Bareskrim Polri yang segera dilantik itu?

Puluhan Warga Dukung Buwas Maju di Pilkada Jakarta
Anang Iskandar lahir di Mojokerto, Jawa Timur, 18 Mei 1958. Ia lahir dari pasangan suami istri yang tergolong tradisional dan sederhana.

Sang ayah, Suyitno Kamari Jaya berprofesi, sebagai tukang cukur yang biasa mangkal di sekitar Jalan Residen Pamudji, Mojokerto. Sementara ibunya, Raumah merupakan ibu rumah tangga yang tidak pernah mengenyam bangku sekolah dan tidak bisa membaca.

"Beliau membimbing saya dan saudara-saudara saya dengan menggunakan Bahasa Jawa. Dengan tradisi budaya religius Jawa kuno yang cenderung mengajarkan tradisi-tradisi leluhur, tanpa mengajarkan latar belakang maupun tujuannya," tulis Anang di blog pribadinya.

Menjadi anak tukang cukur membuat Anang memiliki ilmu dalam seni mencukur rambut. Semasa mengikuti pendidikan militer AKABRI, ia sering membantu para taruna memotong rambut mereka.

Tak hanya itu, ia juga sempat mendalami ilmu fotografi saat duduk di bangku SMA. Kecintaannya terhadap seni membuat Anang kerap menghabiskan waktu bersama kanvas dan kuas lukisnya di rumah.

Lulus SMA, Anang mendaftar untuk mengikuti tes masuk perguruan tinggi dan memilih fakultas peternakan. Menurutnya, jurusan itu dapat mendukung cita-citanya sebagai lurah di kampung halaman.

Belum lagi mewujudkan cita-citanya sebagai lurah, Anang Iskandar justru memberanikan diri untuk mengikuti tes seleksi masuk AKABRI. Itu setelah diajak oleh temannya.

"Pada saat itu juga sudah terjadi polemik: 'Anang enggak mungkin masuk AKABRI karena yang masuk itu anaknya jenderal atau anaknya penggede yang banyak uangnya.' Sedangkan saya hanyalah anak tukang cukur di bawah pohon asem," ungkap Anang.

Tak diduga-duga, ia dinyatakan lulus AKABRI dengan nomor urut 43 dari 203 peserta yang dinyatakan lulus. Tak rendah hati sebagai anak tukang cukur yang mengikuti pendidikan AKABRI, Anang bahkan membawa keterampilannya mencukur rambut. Tak jarang ia dimintai bantuan mencukur rambut rekan-rekannya, bahkan para seniornya.

Saat menjadi senior di AKPOL, Anang juga sempat memperoleh kesempatan membina para taruna baru. Pada 15 Maret 1982, ia pun dilantik menjadi perwira muda dengan upacara militer. Inspektur upacara yang bertugas kala itu adalah Presiden Soeharto.

Seiring berjalannya waktu, Anang kemudian ditempatkan sebagai kepala polisi untuk wilayah Polda Bali.

Karier Gemilang

Karier pria berusia 52 tahun itu terus menanjak ketika dipercaya sebagai kapolsek di wilayah Denpasar Selatan dan Kapolsek Kuta, hingga akhirnya menjabat sebagai Kasat Serse Polres Tangerang.

Semenjak itu, berbagai posisi tertinggi di Kepolisian banyak dipercayakan kepadanya. Ia juga pernah menjabat sebagai Kepala SPN (Sekolah Polisi Negeri) di Mojokerto dan di SPN Lido Polda Metro Jaya. Selain itu, ia pun pernah dipercaya sebagai Kapolres Metro Jakarta Timur dan seterusnya pada 11 Januari 2006 dilantik sebagai Kapolwiltabes Surabaya.

Setelah empat tahun menjabat di Surabaya, pada 28 Oktober 2011, ia menjabat sebagai Kapolda Jambi. Tahun 2012 lalu, Anang juga menempati posisi sebagai Kadiv Humas Polri. Ia kemudian menjabat sebagai Gubernur Akademi Kepolisian hingga akhirnya menduduki kursi sebagai Ketua Badan Narkotika Nasional (BNN).

Ia mengungkapkan beberapa pencapaian terbesar yang pernah diraih selama tiga setengah tahun menjabat sebagai Kepala BNN.

"Kita bisa menangkap kasus yang paling dicari tujuh negara dengan barang bukti 862 gram sabu. Itu penangkapan yang paling besar di Asia. Pencapaian kedua adalah delapan anggota sindikat narkoba internasional. Dua-duanya belum ada dalam sejarah," ujar Anang di Warung Daun, Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu, 5 Agustus 2015.

Karier:

1. Wakapolsek Denpasar Kota.
2. Kapolsek Denpasar Selatan.
3. Kapolsek Kuta Bali.
4. Dan KP3 BIA Ngurah Rai Bali.
5. Perwira Siswa PTIK.
6. Kasat Serse Tangerang Polda Metro Jaya.
7. Kapolsek Pancoran Jakarta Selatan.
8. KA Unit VC Sat Serse Umum Dit Serse Polda Metro Jaya.
9. Kapolsek Taman Sari Polres Metro Jakarta Barat.
10. Paban Muda Binkar Spers ABRI.
11. Perwira Siswa Sespim Polri.
12. Sesdit Bimas Polda Bengkulu
13. Paban Madya Binkar Spers ABRI.
14. Kapolres Blitar Polda Jawa Timur.
15. Kapolres Kediri Polda Jawa Timur.
16. Kepala Sekolah Polisi Negara Mojokerto Polda Jawa Timur.
17. Kepala Sekolah Polisi Negara Lido Polda Metro Jaya.
18. Kapolres Metropolitan Jakarta Timur.
19. Peserta Sespati Angkatan IX.
20. Kapolwiltabes Surabaya Polda Jawa Timur.
21. Kapus Cegah Lakhar BNN.
22. Dir Advokasi Deputi Cegah BNN.
23. Kapolda Jambi.
24. Kadiv Humas Polri.
25. Gubernur Akademi Kepolisian.
26. Kepala Badan Narkotika Nasional.


Pendidikan polisi:

1. Lulus Akabri Kepolisian Tahun 1982.
2. Lulus PTIK Tahun 1987.
3. Lulus Sespim Tahun 1997.
4. Lulus Sespati Tahun 2005.
5. Susjab Kapolres Tahun 1999.
6. Dikjurpa Serse Tahun 1983.
Pendidikan umum:

1. Lulus SD Negeri 6 Balonggari Mojokerto.
2. Lulus SMP Negeri 2 Mojokerto.
3. Lulus SMA TNH Mojokerto.
4. Lulus S-1 FH Pancasila, Jakarta.
5. Lulus S-2 Pasca Sarjana Universitas 17 Agustus Surabaya.
6. Lulus S-3 Program Doktor Ilmu Hukum Universitas Trisakti.


Penghargaan dari masyarakat:

1. Penghargaan dari Gubernur Akabri UDARAT sebagai peserta terbaik 3 Chandradimuka tahun 1978.
2. Man of the Year tahun 2007 dari Yayasan Penghargaan Indonesia.
3. Penghargaan sebagai Insan Penggerak Pembangunan Indonesia Berprestasi Tahun 2007 dan 2008.
4. Borgol Award JTV tahun 2007 dan 2008.
5. Penghargaan sebagai Citra Insan Informasi Indonesia.
6. Peraih Mesin Jahit Emas, 100 Tahun Singer.
7. Penghargaan dari Gubernur BI atas prestasi mengungkap peredaran uang palsu.
8. Penghargaan dari Gubernur PTIK atas pengabdian dalam pelaksanaan outbond mahasiswa PTIK.
9. Bintang emas 2014 versi majalah Eksekutif.
10. Tokoh nasional bidang pemerintahan tahun 2015 dari PWI Jatim.


Penghargaan dari negara:

1. Satya Lencana, kesetiaan 8 tahun.
2. Satya Lencana, kesetiaan 16 tahun.
3. Satya Lencana, kesetiaan 24 tahun.
4. Satya Lencana, Dwijasista.
5. Satya Lencana, Yanautama.
6. Bintang Bhayangkara Nararya.
7. Bintang Bhayangkara Pratama.
8. Satya Lencana pengabdian 32 tahun.
9. Satya Lencana Bhaktin Purna.

Karya yang diterbitkan:

1. Surabaya Kinclong
2. Outbound Polwiltabes Surabaya Menuju Budaya Baru (ed).
3. Paradigma Baru Pencegahan Narkoba.
4. Dari kampung untuk Indonesia.
5. Perjalanan Menuju Indonesia Bebas Narkoba (ed).
6. Catatan Kapolda Jambi, Polisi Ditantang Kringetan.
7. Jalan Lurus Penanganan Penyalah Guna Narkoba.
(one)
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya