Ayah Diduga Jual Bayi untuk Beli Perabot

Tubuh ektrim seseorang.
Sumber :
  • iStock

VIVA.co.id - Pekerjaan sebagai buruh bangunan yang dilakoni AJ (35), warga Jalan Gubernur H Bastari, Lorong Sepakat, Kelurahan 8 Ulu, Kecamatan Seberang Ulu I, Palembang, ini rupanya tak mampu menunjang kebutuhan perekonomian keluarganya.

Anak-anak di AS Disarankan Punya Kartu Identitas

AJ, yang telah mempunyai tiga anak, hasil pernikahannya dengan istri pertama, L (34), nekat menjual buah hatinya, RA, yang baru berusia empat bulan dan dilahirkan oleh istri keduanya, kepada orang lain di kawasan kota Lubuk Linggau, Sumatera Selatan, dua pekan lalu.

Kasus ini dibongkar oleh pihak keluarga istrinya, yakni H (28) dan Hf (30), dengan melaporkannya ke Polresta Palembang, Senin 7 September 2014. Kedua bibi korban ini mengaku, mereka mengetahui jika keponakannya tersebut telah dijual, setelah mendapatkan cerita dari para tetangganya.

Pemerintah Fokus Turunkan Kemiskinan di 100 Kabupaten

"Dari cerita tetangga, kakak ipar saya ini sudah sering bilang mau jual anak. Pada saat kami ke rumahnya beberapa hari lalu, ternyata keponakan kami sudah tidak ada, dia bilang dititipkan ke saudara. Tapi, pada saat ditanya ke tempat saudara yang dimaksud, ternyata anak itu tidak ada," kata Hf.

Mengetahui jika keponakannya hilang, Hf langsung melaporkan ke Polresta Palembang. Polisi langsung bergerak cepat dan menangkap pelaku, yang saat itu sedang di rumah istrinya

Bawa Anak ke Jakarta, Polisi Buru Pria Diduga Gafatar

AJ berkilah jika anaknya dijual, namun hanya diberikan secara sukarela, dan mendapatkan uang tanda terima kasih sebesar Rp2 juta.

"Saya ini orang tidak mampu, tapi punya dua istri, dan anak itu anak pertama saya dari istri kedua. Biasanya saya kerja bangunan, tapi sekarang lagi nggak ada kerjaan, dan untuk beli susu itu tidak mampu. Daripada tidak terurus, mending saya berikan sama M (40), yang merupakan saudara angkat saya di Kota Linggau," ujar AJ.

Anak tersebut, AJ melanjutkan, diberikan pada M sekitar setengah bulan yang lalu.‎

"Bukan dijual Pak, uang itu hanya ungkapan terima kasih dari M. Uangnya saya bayarkan kontrakan rumah sebesar Rp350 ribu untuk bulan depan, sedangkan sisanya dibelikan perabotan rumah," ujarnya.

"Saya tidak menjual Pak, itu demi masa depan anak itu, daripada tidak terurus. Sedangkan M itu pemborong, dan bisa dikatakan berkecukupan. Jadi, anak saya kehidupannya bisa terjamin," ujarnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya