Menkes Yakin Penderita ISPA karena Asap Tak Banyak

Aksi demo kabut asap di Riau
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Rony Muharrman
VIVA.co.id
Mengapa Praktik Bakar Hutan Berulang Lagi?
- Efek buruk dari kebakaran hutan dan lahan telah mengancam kesehatan warga. Sudah lebih dari satu bulan, kondisi udara di Sumatera dan Kalimantan telah melebihi ambang batas atau melebihi 150 mikrogram per meter kubik.

DPR Pertanyakan SP3 atas Perusahaan Tersangka Pembakar Hutan

Namun meski begitu, Menteri Kesehatan, Nila F Moeloek, mengatakan bencana kabut asap tidak akan berdampak terlalu besar terhadap masyarakat yang terkena infeksi saluran pernafasan akut (ISPA). Penyakit ISPA tidak akan menyebar secara masal.
Zumi Zola Berikan Eskavator Tiap Kecamatan di Jambi


Namun begitu, Menkes Nila tidak bisa menjamin apakah warga tidak akan terkena penyakit tersebut atau tidak akibat kabut asap. Katanya, mungkin saja bisa terjadi bagi mereka yang awalnya sudah menderita sakit asma dan lalu terkena ISPA.


"Saya kira enggak yah kalau ISPA. Kalau kita kerja di pabrik yang mengandung asbes terus bertahun-tahun, asbes itu akan ada di paru-paru kita, dan penuh bercak-bercak, dan itu tentu akan sulit mengatasinya kalau fungsi paru-parunya jadi berkurang," katanya di lapangan upacara Kemenkes, Senin, 14 September 2015.

 

Terkait kabut asap yang terjadi di beberapa provinsi di Indonesia, Kemenkes telah melakukan peningkatan pelayanan di puskesmas dan rumah sakit.


"Pernafasan, kita dengan masker, tapi jika ada sakit ISPA, kami sudah siapkan puskesmas dan RS. Telah ditingkatkan kerjanya. Kalau iritasi mata, saya usul pakai kacamata yah, apa boleh buat, harusnya apinya dimatikan," katanya.


Perlu diketahui, sebelumnya kebakaran hutan telah terjadi di enam provinsi di Indonesia saat ini. Wilayah Riau, Sumatera Selatan, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan dan Jambi.


Walau kecil, ada tiga kemungkinan yang bisa berakibat fatal karena bencana kabut asap. Pertama, infeksi pernapasan yang memburuk, ISPA. Jika tidak segara ditangani, bisa menjadi pneumonia. Akan makin parah, apabila sistem imunitas tubuh orang itu tidak kokoh.


Kedua, memburuknya penyakit paru dan jantung kronik, apalagi pada lansia.‎ Contohnya, mereka bisa terserang PPOK eksaserbasi akut, cor pulmonale, gagal jantung, dan penyakit berbahaya lainnya.


Kemungkinan yang juga bisa merenggut nyawa, adalah kematian yang timbul bukan karena penyakit. Tapi, karena kecelakaan akibat kebakaran yang kian meluas, baik secara langsung karena api, atau lainnya.


Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya