Kualitas Udara Riau Tembus Batas Bahaya

Kabut asap Riau
Sumber :
  • VIVA/Ali Azumar
VIVA.co.id
Mengapa Praktik Bakar Hutan Berulang Lagi?
- Meski Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) sudah turun membantu penanggulangan kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di Riau, namun kondisi kabut asap bukannya membaik tapi malah kian memburuk.

Satelit Lapan Deteksi 232 Hotspot Jelang Puncak Kemarau

Pemadaman sudah dilakukan tapi hotspot terus meningkat tajam. Jarak pandang makin pendek, udara tambah berbahaya. Indeks Standar Pencemar Udara (ISPU) menunjukkan Konsentrasi PM10 di atas angka 750.
Jelang Puncak Kemarau,Titik Api di Sumatera Meningkat


ISPU yang berada di atas 750 PSI sudah melampaui rentang batas kategori berbahaya. Berdasarkan Surat Keputusan Kepala Badan Pengendalian Dampak Lingkungan, Kategori Indeks Standar Pencemar Udara yang masuk berbahaya pada kisaran 300-500. Sementara di Riau saat ini, sudah melebihi batas tersebut.


Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Pekanbaru, Sugarin, menyebutkan saat ini di hotspot di Sumatera meningkat.  "Jumlahnya mencapai 982 titik," kata dia, Senin 15 September 2015.


Hotspot terbanyak berada di Sumatera Selatan sebanyak 618 titik. Sedangkan sisanya tersebar di Jambi 184 titik, Bengkulu 11 titik, Sumbar 18 titik, Lampung 48 titik, Bangka Belitung 46 titik, Kepri dua titik dan Riau 55 titik.


"Jarak pandang hanya 50 meter di Kota Dumai dan Pelalawan. Sedangkan di Pekanbaru cuma 80 meter. Begitu juga di Rengat," papar Sugarin.


Sebelumnya, Ahli Medis mengatakan akibat bencana kebakaran lahan dan hutan tersebut membuat ketersediaan oksigen di wilayah itu semakin menipis. Buruknya kualitas udara membuat bencana asap di Riau sudah sangat mengerikan.


"Oksigen murni tersisa lima persen. Ini sangat berbahaya. Pemerintah harusnya mengungsikan warga Riau," ujar Ahli Paru di RSUD Pekanbaru Riau dr Azizman Saat, Senin 14 September 2015.


Pekatnya kabut asap ditunjukkan dengan indeks standar pencemaran udara yang kian hari semakin memburuk. Oksigen yang tersedia pun menjadi tercampur partikel debu yang membahayakan.


"Kami sarankan warga diungsikan. Ini sudah sangat berbahaya," kata Azizman.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya