- REUTERS/Amr Abdallah Dalsh/Files
VIVA.co.id - Salah satu korban korban jatuhnya crane di Masjidil Haram, Mekah, adalah keluarga Surachman (32), warga Jalan SMU 57 RT 011/006, Kedoya Utara, Kebon Jeruk Jakarta Barat.
Saat VIVA.co.id, mendatangi rumah Surachman, rumah dalam keadaan sepi karena seluruh keluarga memang sedang menjalani ibadah haji. Tak jauh dari rumah Surachman, terdapat rumah kakak iparnya, Salahudin (48).
Salahudin sempat berkomunikasi dengan istrinya, Reni Kartika Indah, yang juga sedang melaksanakan ibadah haji. Komunikasi pada Jumat malam, 11 September 2015, sekitar pukul 22.00 WIB.
"Istri saya telepon dan menangis, saat itu keadaan mencekam, Masjidil Haram bergetar katanya, angin kencang, pasir berterbangan, istri saya dan mertua saya terpisah dari kelompoknya," kata Salahudin kepada VIVA.co.id, Senin, 14 September 2015.
Keluarga juga terpisah dengan Surachman. Baru keesokan harinya mereka mendapat informasi, Surachman dirawat di Rumah Sakit King Abdul Aziz. Kondisinya tidak sadar, dan mengalami luka dalam di bagian kepala.
"Saya terus komunikasi dengan istri saya, ia (Surachman) dirawat di ICU setelah dioperasi di bagian kepala, keluarga baru boleh menjenguk dua hari kemudian, sebelumnya belum diperbolehkan dokter untuk melihatnya," katanya.
Surachman pergi haji bersama keluarga besarnya yang terdiri dari kakak, adik dan orangtuanya. Pria yang sehari-hari berdagang pakaian di Pasar Tanah Abang ini sudah dua kali naik haji.
Kejadian yang menimpa Surachman ini diakui Salahudin sempat membuat kaget keluarga yang ada di Tanah Suci. Apalagi keluarga tidak diperbolehkan melihat keadaan Surachman.
"Keluarga sempat panik, kan banyak yang meninggal juga, apalagi awalnya tidak boleh melihat, tapi sekarang sudah berkumpul dan menemani (Surachman)," kata Salahudin.
Keluarga Korban Crane Menanti Janji Arab Saudi
Kloter satu jemaah haji mau berangkat, janji Raja Saudi belum lunas
