BNN: Mafia Narkoba Nigeria-Tiongkok Lihai Pikat Calon Kurir

BNN Amankan 2,3 Kg Sabu Jaringan Internasional
Sumber :
  • VIVA.co.id/Ahmad Rizaluddin
VIVA.co.id - Badan Narkotika Nasional (BNN) menengarai ada dua kelompok besar yang mengendalikan peredaran maupun penyelundupan narkoba di Indonesia. Dua kelompok atau mafia itu berada di Negeria dan Tiongkok, namun memanfaatkan orang Indonesia sebagai kurir.
Diusulkan Tiru Filipina Perangi Narkoba, Ini Respons DPR

Deputi Pemberantasan Narkoba BNN Deddy Fauzi L Hakim menuturkan, sebagian besar kurir narkoba yang dikendalikan mafia Nigeria dan Tiongkok adalah kalangan perempuan. Mereka direkrut bukan hanya dari kota-kota besar seperti Jakarta, melainkan daerah-daerah di luar Jakarta, misalnya, Cianjur, Garut, dan Ciamis di Jawa Barat.
Haris Azhar Tolak Bergabung di Tim Investigasi Testimoni

BNN, kata Deddy, belum mengetahui pasti iming-iming mafia narkoba kepada kurir-kurir, terutama mereka yang perempuan. Hal yang pasti, wanita-wanita itu menyadari mereka bekerja dalam risiko yang sangat tinggi namun tetap nekat melakukannya.
Laporan Pencemaran Nama Baik oleh Haris Azhar Ditunda

"Semua wanita, mereka kena jadi kurir oleh pria berkulit hitam. Entah bagaimana caranya, mungkin kepikat dengan sensualnya bibir Nigeria, sehingga mereka tidak bisa lepas, dan mereka dimanjakan sedemikian rupa," kata Deddy di kantor Direktorat Jenderal Bea dan Cukai, Jakarta, Senin, 14 September 2015.

Dia menjelaskan pengungkapan penyelundupan 57,701 kilogram sabu-sabu dalam tiga kontainer di Pelabuhan Panjang, Bandar Lampung, beberapa waktu lalu. Narkoba itu dikendalikan mafia di Tiongkok dan memanfaatkan wanita Indonesia sebagai kurir.

Bos besar itu telah ditangkap berkat kerja sama BNN dengan aparat di Singapura dan Tiongkok. Diketahui modus penyelundupan itu memanfaatkan impor barang yang berizin resmi ke Indonesia.

"Jadi ada dokumennya. Ternyata mereka mendompleng, memanfaatkan produk yang sudah ada izinnya untuk ini (penyelundupan narkoba)," kata Direktur Jenderal Bea dan Cukai, Heru Pambudi, dalam kesempatan yang sama.

Fokus pelabuhan

Heru mengatakan bahwa lembaganya kini fokus memutus penyelundupan narkoba melalui pelabuhan, pelabuhan resmi maupun tidak resmi alias pelabuhan tikus. Penyelundupan narkoba sekarang tidak hanya lewat jalur udara, tetapi juga melalui pelabuhan dengan berbagai macam cara.

Dia menjelaskan, untuk pelabuhan laut resmi, Bea cukai akan fokus pada kedatangan kargo. Sementara pada pelabuhan tidak resmi akan dilakukan hal yang sama, pemeriksaan kedatangan barang di semua titik rawan penyelundupan.

Guna memperkuat barisan pengamanan dari penyelundupan barang impor, Direktorat Jenderal Bea dan Cukai menambah armada laut. Ada lebih 200 kapal patroli yang sudah dioperasikan. Akan ditambah lagi dua kapal berukuran 60 meter dan empat kapal berukuran 38 meter. Kapal-kapal itu akan berpatroli rutin di daerah pesisir, terutama daerah Selat Malaka.
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya