Sumber :
- VIVAnews/Ikhwan Yanuar
VIVA.co.id -
Ribuan guru honorer berseragam Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) memadati depan gerbang Gedung MPR/DPR Senayan, Jakarta. Mereka adalah guru-guru honorer yang tidak kunjung diangkat menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS) dari berbagai daerah di Indonesia, seperti Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, serta sebagian kecil dari DKI Jakarta.
Para perwakilan dari masing-masing wilayah bergantian berorasi di depan massa aksi dan meneriakkan bahwa guru sekarang tak ubahnya seperti buruh yang kesejahteraannya tidak diperhatikan oleh pemerintah.
![Halaman Selanjutnya]( "Halaman Selanjutnya")
Baca Juga :
Guru Honorer Mashudi Ingin Bebas Murni
Para perwakilan dari masing-masing wilayah bergantian berorasi di depan massa aksi dan meneriakkan bahwa guru sekarang tak ubahnya seperti buruh yang kesejahteraannya tidak diperhatikan oleh pemerintah.
Koordinator aksi dari Forum Honorer Indonesia Kabupaten Bandung, Ahmad Lutfi, mengatakan mereka menuntut pemerintah mengakomodir seluruh tenaga Honorer K II yang bekerja di instansi pemerintah, dan tidak memilah-milah mereka yang bekerja dan mengabdikan dirinya, dan kesejahteraan para tenaga honorer K II yang hanya menerima gaji dari dana BOS sebesar Rp450 ribu per bulan.
"Gaji di bawah standar UMK (upah minimum kabupaten/kota), terlalu berkelamaan penderitaan ini kami rasakan, jauh dari mampu untuk membahagiakan keluarga," kata Lutfi, Selasa 15 September 2015.
Lutfi menceritakan, salah seorang anggota mereka, bernama Eulis, meninggal karena tidak lulus tes, dan Tita yang menderita sakit kakinya harus diamputasi kakinya karena jatuh sehabis mengajar dan hingga saat ini tidak memiliki jaminan kesehatan.
"Itu di wilayah kami, mungkin banyak di daerah lain mengalami hal serupa," katanya.
Arus lalu lintas sendiri di Jalan Gatot Subroto dari Semanggi menuju Slipi ditutup sementara oleh Dirlantas Polda Metro Jaya, karena massa aksi semakin padat dan melumpuhkan jalan Gatot Subroto. Beberapa bus Transjakarta dan Mayasari yang sudah terlanjur memasuki jalan depan Gedung DPR/MPR terpaksa mundur dan memutar arah. (asp)
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
Koordinator aksi dari Forum Honorer Indonesia Kabupaten Bandung, Ahmad Lutfi, mengatakan mereka menuntut pemerintah mengakomodir seluruh tenaga Honorer K II yang bekerja di instansi pemerintah, dan tidak memilah-milah mereka yang bekerja dan mengabdikan dirinya, dan kesejahteraan para tenaga honorer K II yang hanya menerima gaji dari dana BOS sebesar Rp450 ribu per bulan.
