- REUTERS/Beawiharta
VIVA.co.id - Selama 18 tahun, bencana kabut berulang terjadi di Sumatera dan Kalimantan. Bak 'kutukan', sampai sekarang asap menyelimuti dan mengendap di paru-paru 25,6 juta warga yang terdampak.
Masyarakat pun merespons pemerintah segera bertindak sebelum jatuh korban lebih banyak. Salah satunya dilakukan oleh para netizen di Twitter.
Para pengguna internet dan aktivis dunia maya memberi perhatian terhadap masalah kabut asap. Lewat tanda pagar #MelawanAsap dan #AsapRiau, mereka berteriak.
Berikut sejumlah respons netizen terhadap bencana besar yang kini melanda Sumatera dan Kalimantan, yang berimbas pada negara tetangga di Singapura dan Malaysia.
Yth pak @jokowi mohon perhatiannya lebih banyak utk #MelawanAsap dan segera ada tindakan hukum utk pembakarnya https://t.co/7OYsF5n2fB
— Nukman Luthfie (@nukman) September 14, 2015
Lalu ada Ratna Sarumpaet. Seniman Indonesia kelahiran Tapanuli Utara dalam akun Twitternya mengkritik tajam lambannya respons pemerintah soal kabut asap.
"Negara Tak Hadir, atau Negara Tak Punya Kepala Negara? Pesan Dari Rakyat di Riau utk @Jokowi, RI-1. #MELAWANASAP," tulis Ratna.
Negara Tak Hadir, atau Negara Tak Punya Kepala Negara? Pesan Dari Rakyat di Riau utk @Jokowi, RI-1. #MELAWANASAP https://t.co/emsImPkWXq
— Ratna Sarumpaet (@RatnaSpaet) September 14, 2015
Akun bernama Huba huba@popokman juga menyerukan agar ada sanksi keras terhadap para pelaku pembakaran hutan yang menjadi penyebab kabut asap. Pembakar hutan harusnya dihukum lebih berat dari koruptor. Merusak alam. Mengganggu kehidupan & kesehatan begitu banyak orang. #melawanasap — Huba huba! (@popokman) September 14, 2015
Asap Riau adalah pelanggaran HAM oleh negara, pd elemen hak atas lingkungan yg sehat. http://t.co/CexkezUItW #MelawanAsap
— Navicula Bali (@naviculamusic) September 14, 2015
(ase)