Sumber :
- ANTARA FOTO/Roni
VIVA.co.id -
Dua orang warga negara Indonesia diculik oleh kelompok bersenjata di Papua Nugini. Bagaimana reaksi Presiden Joko Widodo, yang selama ini berusaha menciptakan stabilitas sekaligus mempercepat pembangunan di Papua?
"Setiap hal pasti ada kerikil-kerikil kecil," kata Jokowi di Istana Merdeka Jakarta, Kamis 17 September 2015.
Pembebasan dua WNI, yang disandera sejak 9 September 2015 lalu, belum bisa dilakukan. Pemerintah Indonesia masih menunggu tindakan dari Papua Nugini, sebagai otoritas wilayah tempat kelompok itu bersembunyi, untuk mengambil langkah.
Pasukan dari Indonesia sudah siap membebaskan tahanan itu. Namun, Jokowi menyerukan tidak boleh gegabah karena harus persetujuan Papua Nugini.
"Kita sudah tawarkan (bantuan) lewat Menlu, di sana juga masih berusaha," kata Jokowi.
Baca Juga :
Jokowi Salat Jumat di Bandara Soekarno-Hatta
Baca Juga :
Fadli Zon dan Fahri Hamzah Puji Jokowi
Jokowi sendiri melakukan sejumlah cara untuk menciptakan perdamaian di Papua. Selain pembangunan infrastruktur, Jokowi memberikan grasi atau pengampunan terhadap lima orang tahanan politik saat mengunjungi Lapas Abepura, Jayapura, Papua pada 9 Mei 2015.
Lima tahanan politik yang dibebaskan itu adalah Apotnalogolik Lokobal (penjara 20 tahun), Numbungga Telenggen (penjara seumur hidup), Kimanus Wenda (penjara 19 tahun), Linus Hiluka (penjara 19 tahun) and Jefrai Murib (penjara seumur hidup). (ren)
Halaman Selanjutnya
Jokowi sendiri melakukan sejumlah cara untuk menciptakan perdamaian di Papua. Selain pembangunan infrastruktur, Jokowi memberikan grasi atau pengampunan terhadap lima orang tahanan politik saat mengunjungi Lapas Abepura, Jayapura, Papua pada 9 Mei 2015.