Bayi Orangutan Keluar Hutan karena Asap

Bayi Orangutan Keluar Hutan setelah Terdesak Kabut Asap
Sumber :
  • VIVA.co.id/Aceng Mukaram
VIVA.co.id - Satu bayi orangutan berusia tujuh bulan ditemukan keluar hutan di Kecamatan Sungai Ambawang, Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat. Satwa itu diselamatkan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalimantan Barat setelah ditemukan seorang warga setempat bernama Ivan Lorisaputra (23 tahun).
Mengapa Praktik Bakar Hutan Berulang Lagi?

Ivan menuturkan, bayi orangutan berjenis kelamin jantan yang dinamainya Otan itu ditemukan sedang dalam kondisi sakit diare. Menurutnya, satwa langka itu keluar hutan karena habitatnya menyempit akibat pembukaan lahan perkebunan sawit. Ditambah bencana kabut asap yang melanda Kalimantan.
Satelit Lapan Deteksi 232 Hotspot Jelang Puncak Kemarau

"Kabut asap tebal di lokasi pas menemukannya. Dia keluar karena kabut asap pekat,” kata Ivan saat dijumpai VIVA.co.id, di rumahnya di Jalan Trans Kalimantan, Desa Lingga, Kecamatan Sungai Ambawang, Kabupaten Kubu Raya, Jumat, 18 September 2015.
Jelang Puncak Kemarau,Titik Api di Sumatera Meningkat

Ivan bercerita, kali pertama ditemukan bayi orangutan itu dalam keadaan haus, sedang minum di parit. Dia lalu mengambilnya untuk diselamatkan. Setelah itu dia mencoba melepaskan satwa dilindungi tersebut karena dirasa agak membaik. Namun satwa itu seolah tak mau kembali ke hutan.

“Enggak mau pulang. Lalu saya pelihara. Dia sendirian pas ditemukan, enggak ada induknya,” ujar Ivan.

Orangutan itu ketika ditemukan dalam kondisi mengenaskan. Tubuhnya kurus dan lemah. "Dia enggak lari, malah menghampiri saya. Pertama, kita lepasin, malah enggak mau lari. Satu minggu di hutan, satu minggu di rumah," katanya.

Ivan mengaku cemas memelihara orangutan itu meski niatnya untuk menyelamatkan. Soalnya tempat dia tinggal jauh dari hutan tempat orangutan itu ditemukan. Lagi pula, dia tak memiliki pengetahuan dan pengalaman merawat orangutan.

Kondisi si Otan terus memburuk meski telah dirawat beberapa hari. Tubuhnya kini demam. "Makanya saya serahkan ke petugas (BKSDA),” katanya.

Ayu, saudari Ivan yang turut merawat Otan, mengaku khawatir dengan kondisi orangutan itu. Selama dirawat, dia rajin memberinya minum susu, teh, dan makan nasi. Katanya, Otan suka minum susu dengan ditambah sedikit gula.

Kepala BKSDA Kalimantan Barat, Sustyo Iriyono, mengaku sudah ke sekian kali mengevakuasi orangutan yang terdesak. Otan dipastikan dirawat dengan baik oleh petugas BKSDA. Dia akan dibawa ke pusat rehabilitasi orangutan di Ketapang.
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya