Kampanye Anti Korupsi, KPK Putar Film India

Gedung KPK.
Sumber :
  • (ANTARA/Reno Esnir)
VIVA.co.id -
Integritas Firli Bahuri dan Komitmen Penegakan Hukum Irjen Karyoto
Ratusan mahasiswa salah satu kampus di Malang memadati studio di gedung rektorat kampus Senin, 21 September 2015. Mereka mengikuti kegiatan pemutaran film yang digelar Komisi Pemberantasan Korupsi sebagai bagian dari kampanye pencegahan korupsi di Malang.

KPK Periksa Keponakan Surya Paloh

Terdapat empat film pendek tentang kemiskinan dan korupsi yang diputar dalam
KPK Setor Uang ke Kas Negara Rp1,1 Miliar dari Eks Pejabat Muara Enim
screening tersebut. Salah satunya adalah film pendek asal India, "Wilbur Goes Poor," yang menuturkan tentang pengertian kemiskinan di negara tersebut dengan kocak sekaligus ironis.

Film berdurasi 3 menit tersebut dibuka dengan adegan sosok pria bernama Wilbur sedang berdiri di bantaran sungai di salah satu kota di India. Dia menuturkan betapa indah alam dan sungai tempatnya berdiri saat itu.


Sementara pemandangan yang ada bertolak belakang dengan narasinya. Bantaran sungai penuh dengan sampah yang berserak.


"Filmnya bagus, mengajak kita berfikir tentang kemiskinan tapi dengan cara yang lucu," kata mahasiswa Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Brawijaya Malang, Muhammad Choirul Anwar, Senin, 21 September 2015.


Dia dan ratusan mahasiswa lain hadir dalam
screening
film anti korupsi yang digelar oleh KPK bersama Universitas Brawijaya, Malang. Dari empat film yang diputar, tiga di antaranya adalah film pendek karya mahasiswa UB sendiri.


"Film yang diputar ini mengajarkan kita tentang anti korupsi dengan cara yang ringan dan cenderung komedi. Jadi korupsi tidak melulu diartikan dengan film serius seperti investigasi atau penindakan di depan hukum," kata Ucu Agustin, salah satu pembicara dalam acara itu.


Sineas yang dikenal dengan sejumlah karya film dokumenter itu menyebut kampanye pemutaran film diharapkan mampu menularkan virus anti korupsi dalam bentuk karya audio visual yang banyak menarik minat remaja.


"Jadi siapapun bisa membuat film anti korupsi dengan kreatif di era digital ini," katanya.


Kampanye tersebut tergolong salah satu tindakan pencegahan yang dilakukan oleh KPK. Kepala Bagian Pemberitaan dan Publikasi KPK Priharsa Nugraha menambahkan pihaknya sedang mempersiapkan festival film anti korupsi yang pemenangnya akan diumumkan pada 9 Desember 2015 bertepatan dengan peringatan Hari Anti Korupsi.


"Sudah ada 400 film berbagai tema tentang anti korupsi yang masuk, akan kami seleksi dan pemenangnya diumumkan pada 9 Desember 2015," katanya di tempat yang sama.


Film menurutnya menjadi media yang efektif untuk menularkan virus anti korupsi. Dia mencontohkan tradisi pemutaran G 30 S di era orde baru dinilai efektif untuk menimbulkan kesan buruk tentang Partai Komunis Indonesia.


"Imej yang muncul sangat kuat bahwa PKI itu sadis, kejam dan pemberontak. Film jadi media yang efektif karena formatnya audio visual," katanya.


Selain lewat film, kampanye pencegahan juga berlangsung lewat media sosial dan website KPK. Disediakan kanal jurnalisme warga dalam bentuk video pendek yang bertutur tentang sosok inspiratif.


"Ada Bung Hatta yang disebut sosok tokoh yang jujur, tapi bung Hatta itu meninggal tahun 1980. Sejak itu apakah tidak ada sosok Indonesia jujur yang lain, lewat kanal ini kami memberikan kesempatan siapapun mengisahkan sosok jujur di sekitarnya, bahwa banyak sekali orang Indonesia yang jujur," lanjutnya.


Kampanye lewat media sosial dinilai lebih efektif dalam menyasar remaja, sasaran utama tindakan pencegahan. Kampanye tersebut bahkan lebih efektif dibandingkan dengan iklan yang dipasang di media arus utama. KPK pun memotong bujet untuk pasang iklan di media arus utama.


"Kami potong anggaran untuk kampanye di media arus utama, kami tidak kuat karena tarifnya tinggi. Kami optimalkan kampanye lewat media daring dan media sosial." (ren)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya