Jemaah Haji Penyandang Difabel Selamat dari Tragedi Mina

Jemaah Haji asal Semarang Wafat dalam Tragedi Mina
Sumber :
  • VIVA.co.id/Dwi Royanto
VIVA.co.id - Seorang pemuda jemaah haji asal Semarang, Jawa Tengah, selamat dari musibah desak-desakan di Mina, Arab Saudi, pada Kamis, 24 September 2015. Pemuda itu adalah Aditya Ryan Permana (27 tahun), warga Jalan Bukit Ngaliyan Permai, Perumahan Pokok Pondasi, Kelurahan Ngaliyan, Kota Semarang.
Anggota DPR Ingatkan Pemerintah Soal Dana Haji

Aditya berhaji menggunakan kursi roda, karena menderita penyakit polio sejak lahir. Dia pergi haji bersama ayah dan ibunya, Sugeng Triyanto (58 tahun) dan Sri Pabandari (56 tahun).
Tawaf dan Rahasianya

Pada hari nahas itu, Aditya pergi bersama kedua orang tuanya untuk menunaikan ibadah melempar jamrah. Dia didorong ayahnya sepanjang perjalanan hingga terjadi musibah berdesak-desakan yang menewaskan 700 orang itu. Aditya selamat. Ayahnya tidak. Ibunya masih hilang dan belum diketahui nasibnya.
Calon Haji Ini Kesal Sambal Petisnya Disita

Ihwal selamatnya Aditya terkonfirmasi setelah dia menghubungi kerabatnya di Semarang pada Sabtu, 26 September 2015. Melalui sambungan telepon, dia menceritakan situasi tragis dan mengharukan yang dialami keluarga saat insiden itu.

Dia menceritakan berjalan dengan kursi roda tengah didorong ayahnya dari belakang untuk melempar jamrah. Awalnya, situasi di Lorong Mina menuju lokasi lempar jamrah memang tertib.

Namun, tiba-tiba terjadi kegaduhan. Ribuan jemaah yang penuh sesak mendadak tak terkendali dan saling dorong.

Kepanikan itu membuat situasi jemaah tak terkendali. Setelah saling dorong, sang ayah terjatuh. Aditya sempat terlempar beberapa meter dari kursi rodanya.

"Saya masih bisa melihat ayah saya terinjak-injak jemaah haji lainnya yang saling dorong. Saat itu memang penuh orang," ujarnya kepada keluarga di Semarang.

Karena kondisi Aditya yang tak bisa berjalan, ia tak bisa berbuat banyak. Apalagi jemaah yang penuh sesak makin tak terkendali dan saling injak. Ia hanya bisa meronta dan melihat sang ayah menjadi korban kecelakaan itu.

"Alhamdulillah, saya selamat, tapi saya sangat sedih karena melihat sendiri waktu ayah saya diinjak jemaah lain," katanya.

Meski terlempar di tengah jemaah haji yang saling injak, Aditya hanya mengalami luka memar di tubuh. Sementara itu, kursi rodanya hancur seketika setelah terlempar dan terinjak-injak jemaah lain.

Masih teringat jelas di ingatannya kondisi terakhir sang ayah yang menjadi korban tragedi itu. "Saya sendiri yang menutupi jenazah ayah di Mina. Meski kondisi badan saya memar-memar," katanya lagi.

Setelah situasi kondusif, Aditya yang masih menunggui jenazah ayahnya di lokasi lalu ditolong seorang relawan haji asal India. Relawan itu lantas membawanya ke rumah sakit terdekat. Sang ayah yang diketahui wafat juga dievakuasi petugas medis.

Kini, kondisi yang dialami satu keluarga dalam tragedi Mina itu telah diketahui kerabatnya di Semarang. Kerabat kini sedang mengonfirmasi kepada panitia penyelenggara haji Indonesia di Jeddah Arab Saudi untuk mengetahui kondisi terkini istri korban (ibu Aditya) yang hilang setelah peristiwa itu.

Kakak korban, Irianto Basuki, saat ditemui di rumah duka, mengaku mengikhlaskan musibah yang menimpa tiga keluarganya dalam tragedi Mina. Dia meminta Aditya yang telah berada di tenda rombongannya di regu III dalam kelompok VII kloter 62 agar berserah diri kepada Allah. Dia menganjurkan keponakannya bersyukur atas keajaiban yang dialaminya.

"Kami bersyukur keponakan saya masih selamat. Ini benar-benar mukjizat Tuhan buat keponakan saya," katanya.
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya